PWMU.CO-Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Probolinggo mengadakan pemeriksaan kesehatan dan pemberian santuan kepada para dhuafa.
Acara ini digelar usai pengajian Ahad di Graha Ahmad Dahlan, Ahad (3/11/2019). Dihadiri tak kurang dari 700 warga dan simpatisan Muhammadiyah yang memadati gedung pusat dakwah itu.
Tepat pukul 06.00 penceramah Dr Ahmad Zuhdi mengupas shalat-shalat sunah harian sebagaimana dicontohkan Nabi saw.
Dia menjelaskan, shalat-shalat sunah harian yang senantiasa dilakukan oleh Rasulullah. Pertama, kata dia, shalat sunah rawatib. Seperti 2 rakaat sebelum dan sesudah Duhur. Lalu 2 rakaat sesudah Magrib, 2 rakaat sesudah Isya dan 2 rakaat sebelum Subuh. Total 10 rakaat shalat sunah rawatib.
”Tapi ada hadits lain dikatakan jumlah total rakaat shalat sunah rawatib 12 rokaat. Bedanya pada shalat sunah sebelum Duhur sebanyak 4 rakaat,” tuturnya.
Kedua hadits itu, sambung dia, sama-sama sahih. Tergantung pilih yang mana untuk dikerjakan. Keutamaan shalat sunah rawatib akan dibangunkan gedung yang megah di surga baginya seperti hadits riwayat Muslim dan Tirmidzi.
Kedua, shalat Tahajud. Dinamakan tahajud karena shalat ini dilakukan pada sepertiga malam akhir di saat umumnya orang-orang sedang tertidur nyenyak.
”Shalat ini merupakan tradisinya orang-orang saleh. Juga mendapatkan nilai-nilai plus dan akan ditempatkan menjadi orang-orang yang terhormat,” tuturnya.
Ketiga, shalat Dhuha. Waktu pelaksanaannya setelah matahari terbit yang merupakan sebagai pengganti sedekah terhadap 360 persendian yang dimiliki oleh setiap manusia.
Keempat, shalat Isyraq. Sebenarnya sama dengan shalat Dhuha hanya dilakukan di awal waktu.
Dia menjelaskan, barang siapa yang bisa melakukan shalat Isyraq ini satu paket dengan Subuh. Maksudnya, setelah melakukan shalat Subuh di masjid ia melakukan kajian-kajian sampai matahari terbit lalu dilanjutkan dengan shalat Isyraq.
”Inilah yang dikatakan satu paket. Maka pahala yang akan diterima olehnya seperti pahala orang yang melaksanakan ibadah haji atau umrah,” jelasnya. (*)
Penulis Hanafi Editor Sugeng Purwanto