PWMU.CO – Bergabung dengan Pemuda Muhammadiyah adalah pilihan, bukan kebetulan. Maka pilihan itu harus dijaga agar tetap istiqomah. Menjalankan tugas yang diamanahkan dengan penuh tanggung jawab.
Demikian disampaikan oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Situbondo Drs H Syamsuri MPd saat memberikan sambutan pada Musyawarah Daerah (Musyda) IV Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Situbondo di Hall Hotel Asri, Panarukan, Situbondo, Ahad (3/11/19)
Dia mengingatkan, kalau mendapatkan pekerjaan yang baik maka seorang Pemuda Muhammadiyah jangan melupakan kewajiban di organisasi. “Rezeki di tangan Allah. Bekerja kok terus tidak aktif di Pemuda. Keliru besar itu,” ujarnya.
Di Pemuda itu, menurut Syamsuri, adalah gudangnya masalah sehingga memerlukan kekuatan yang luar biasa. Maka para pemuda harus dibekali bela diri seperti Tapak Suci dan Kokam.
“Tetapi kajian agama tetap perlu diikuti. Perlu sering bertemu untuk kajian rutin. Jangan melupakan Mars Muhammadiyah dan Mars Pemuda Muhammadiyah. Muhammadiyah tidak tabu dengan budaya,” tegasnya.
Pemuda itu, lanjutnya, juga gudang frustasi. Maka pemuda perlu menerapkan konsep tiga M agar tidak mudah frustasi. Pertama, menerima. Menerima apa yang sudah ditakdirkan Allah. “Ikhlas dengan yang ditakdirkan Allah. Segala sesuatu datangnya dari Allah, milik Allah dan segala sesuatu dibawah pengawasan Allah,” ungkapnya.
Maka jangan sampai luput dari rahmat dan ridha Allah. Jangan sampai ketinggalan shaf terdepan dalam shalat lima waktu. “Buktikan kita bisa dicintai Allah. Segala sesuatu dipersembahkan kepada Allah,” pesannya.
Kedua mengadu. Mengadu kepada Allah. Adukan segala permasalahan kepada Allah. Dialog dan doa kepada Allah. “Doa yang paling utama adalah shalat. Maka jaga shalat lima waktu berjamaah di masjid,” jelasnya.
Ketiga, lanjutnya, adalah merayu. Ibunda dari Nabi Ismail yakni Siti Hajar diberikan karunia oleh Allah saat mencari air dari Shofa ke Marwah. Sekarang saja menjalankan sai itu capek apalagi dulu masih tandus. Bukannya Bunda Siti Hajar tidak tahu, tetapi terus berusaha.
“Tujuh kali bolak-balik. Ini bentuk merayu kepada Allah. Yang diminta sedikit air untuk Ismail tetapi yang dikeluarkan air zamzam. Air yang diminum oleh orang sedunia dan tidak pernah habis,” kisahnya.
“Maka jangan pernah menyerah dalam berusaha dan berorganisasi. Langkah pertama gagal itu biasa, jangan mudah menyerah atau putus asa. Lakukan terus menerus sampai meraih kesuksesan,” terangnya.
Syamsuri berharap agar musyda kali ini adalah musyda berkualitas. Memilih pemimpin yang siap untuk menjalankan gerakan dakwah Islam amar makruf nahi mungkar.
“Syaratnya adakan pengajian rutin. Mari bangkit Pemuda. Kami bangga karena kalian anak yang saleh yang akan menjadi generasi penerus kami,” tuturnya. (*)
Penulis Sugiran Editor Sugeng Purwanto