PWMU.CO – Nuliso masio gak nulis! (Menulislah walaupun tak menulIs). Pesan nyleneh itu dilontarkan Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Suyatno saat berbicara dalam Pelatihan dan Lomba Karya Jurnalistik yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, di Fave Hotel Sidoarjo, Rabu (6/11/19).
Dia berbicara seperti itu karena melihat peserta yang hanya menatap lembaran kertas kosong padahal dirinya sudah mengintruksikan untuk segera menulis kepada 100 guru yang mengikuti pelatihan itu.
Sontak sindiran tersebut membuat seluruh peserta tertawa dan juga malu karena tidak segera menuangkan ide pikiran di atas selembar kertas.
Dosen Kimia Unesa itu lalu memberikan strategi menulis artikel mudah dengan model mapping. “Ada tiga langkah yang harus diperhatikan dalam menulis artikel,” terangnya.
Langkah yang pertama, temukan isu yang saat ini sedang hangat-hangatnya. “Isu yang saat ini sedang booming di masyarakat itu misalnya adalah mantan Menteri Kelautan dan Perikana Susi Pudiastuti. Isunya jika ditulis dapat berupa Menteri Perikanan Susi pulang kampung. Atau bisa juga isu lainnya seperti Mendikbud Nadiem Makarim, cadar dan celana cingkrang, gedung sekolah ambruk, lem Aibon, dosen harus S3 dan lain lain,” terangnya
Selanjutnya setelah isu ditetapkan, maka langkah kedua adalah menentukan konsep. “Pengembangan konsep dari isu (mantan) Menteri Susi tadi bisa ditulis berupa tidak ada pensiun bagi seorang menteri, tetap berkarya, tetap bermasyarakat,” ungkapnya.
Setelah pengembangan konsep, langkah ketiga adalah menemukan solusi dari isu dan konsep yang sudah dibuat. “Solusi yang bisa ditulis dari konsep, tidak ada pensiun bagi seorang menteri, maka bisa berupa buka usaha baru, Bu Susi jadi menteri lagi atau yang lainnya sesuai ide yang ada di pikiran Bapak Ibu guru,” jelas dosen yang menjadi guru besar pada usia 45 tahun ini.
“Dengan cara seperti itu maka menulis artikel itu benar benar bisa diterapkan. Saya bahkan dalam 10 menit bisa sampai menulis dalam 9 paragraf karena itu adalah kebiasaaan saya,” paparnya.
Di akhir acara, dosen yang terkenal dengan kutipan “Guru yang media pembelajarannya masih menggunakan power point itu ndeso” ini berpesan kepada peserta agar terbiasa membaca. “Guru yang tidak bisa menulis itu karena dia tidak sering membaca, maka sering-sering membacalah agar kita bisa menulis,” ujarnya.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo mengundang 100 guru PAUD, TK/RA, SD/MI, SMP/MTS dan SMA/SMK untuk mengikuti pelatihan bertema “Penguatan Pendidikan Karakter, Budaya Literasi, dan Pendidikan Kewirausahaan dalam Mewujudkan SDM Unggul”.
Selain Prof Suyatno, pembicara lainnya adalah Rektor Universitas Maarif Hasyim Latief (Umaha) Sidoarjo Dr Ahmad Fathoni MPd dan Redaktur Jawa Pos Agus Muttaqin. (*)
Kontributor Wahyu Murti. Editor Mohammad Nurfatoni.