PWMU.CO – Semua yang ada di bumi diciptakan untuk manusia. Sedangkan manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Keduanya saling terkait.
Ketua Korp Mubaligh Muhammadiyah (KMM) Surabaya Dr Imam Syaukani MA menyampaikan hal itu dalam Kajian Tanggal Merah di Masjid Arrahmah, Pepelegi, Waru, Sidoaro, Sabtu (9/11/19).
Syaukani menyampaikan, ada keterikatan antara penciptaan seluruh makhluk yang ada di bumi dengan tujuan penciptaan manusia untuk tunduk dalam ibadah. “Maknanya, semua aktivitas manusia harus berbuah ibadah,” ujarnya.
Ia melanjutkan, untuk ‘mencetak’ manusia yang sarat dengan muatan ibadah dalam aktivitas hidupnya butuh persiapan. “Dan persiapan itu diawali dari rumah,” kata dia sambil menyampaikan empat tips menciptakan rumah surgawi.
Pertama, membangun budaya shalat sunah di dalam rumah. Syaukani lalu menyitir hadits dalam Sunan Abu Duad No 879 sebagai dasar pernyataan tersebut.
Kedua memperbanyak infak dan sedekah. Syaukani membedakan keduanya. “Infak kaitannya dengan harta dan ini sifatnya wajib. Membayar SPP anak-anak itu harus diniati infak. Memberi belanja istri juga harus diniati infak tetapi tidak perlu diikrarkan, malah kenak clatu (omelan),” jelasnya yang disambut gelak tawa jamaah.
Sedangkan sedekah, sambungnya, bisa berupa materi maupun bukan. Ia mencontohkan senyum itu sedekah, memberi pengamen juga sedekah. “Jadi, jangan pelit-pelit dalam sedekah,” pesannya.
Menurutnya, ciri orang yang pelit adalah saat ada pengamen masih di pertigaan, ia buru-buru menutup jendela dan pintu rumah. “Biar dikira orang lagi keluar,” sindirnya yang diikuti tawa jamaah.
Ketiga, mengawali masuk rumah dan makan dengan ucapan basmallah. Ia menjelaskan hadits Shahih Muslim No 3762: “Barang siapa yang tidak bismillah saat masuk rumah dan mulai makan, maka setan akan bermalam ke rumah itu dan ikut makan di sana.”
Dia menjelaskan, ciri jika setan ikut bermalam di rumah adalah jika penghuninya tidak bisa bangun, kecuali setelah terdengar adzan Subuh, sehingga ia kehilangan qiyamul lail (shalat malam).
Keempat, mengawali tidur dengan berwudhu dan berdzikir. “Dzikirnya dibalik, takbir dulu 34 kali, tahmid 33 kali, tasbih 33 kali,” terang Pengasuh Pesantren Manaarul Islam Kupang Praupan Surabaya itu.
Syaukani menjelaskan, jika ada yang sudah wudhu lalu mau tidur batal karena kentut, maka tidak perlu wudhu lagi. Karena instruksinya wudhu sebelum tidur. “Karena wudhu bukan rukun tidur, jadi ndak perlu diulang. Malah katuken (kedinginan) Sampean,” ujar dia.
Syaukani mengajak jamaah untuk memahami dan melaksnakan empat tips tersebut. “Insyaallah rumah akan sakinah,” ucap pria kelahiran Lamongan 13 Juni 1966 itu.
Kajian Tanggal Merah diadakan Masjid Arrahmah setiap ada tanggal merah alias hari lbur nasional. Kegiatan diawali dengan shalat Subuh berjamaah. (*)
Kontributor Agus Widiyanto. Editor Mohammad Nurfatoni.