PWMU.CO – Sejumlah guru dan karyawan SMK Muhamamdiyah 1 dan SMA Muhammadiyah 1, Surabaya, duduk bersila di dalam Masjid Aya Shophia, Kompleks Perguruan Muhammadiyah Kapasan, Sabtu (11/11/19).
Mereka bukan sedang berdzikir atau mendengarkan khutbah Jumat. Tapi tengah mengikuti upacara pelantikan kepala sekolah.
Lazimnya pelantikan kepala sekolah dilakukan secara formal dan penuh semangat. Namun tidak demikian dengan pelantikan dua kepala sekolah yang akan menjabat tahun 2019-2023 ini: Kepala SMKM 1 Renny Fiqriyah dan SMAM 1 Surabaya Moch. Yulianto SPd. Suasananya terasa ‘sejuk’ sekali.
“Demikian sejuknya, sehingga ketika menyanyikan lagu Sang Surya pun tidak bergairah sama sekali,” sindir Ketua Pimpinan Daerah Muhamadiyah (PDM) Surabaya Dr Mahsun Jayadi dalam pidato sambutan, sembari menirukan gaya lembut sang pemandu.
Mahsun berpesan, agar pada kesempatan lain pelaksanaan upacara-upacara resmi seperti ini dilakukan dengan penuh semangat. “Jangan duduk bersila sepert ini. Gunakan kursi, biar semangat,” pesannya.
Tadi, sambungnya, ketika dua kepala sekolah mengucapkan janji pelantikan, suaranya kalah semangat dengan yang melantik.
Kepada kedua kepala sekolah yang baru dilantik, Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu berpesan, “Kepala sekolah harus membangun koordinasi yang baik dan bersinergi dengan semua komponen dalam Persyarikatan di semua level. Jangan jalan sendiri,” ujarnya.
Pesan serupa disampaikan oleh Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Simokerto Ir Sudarusman. “Tidak ada orang yang bisa memajukan sekolah sendirian. Maka, bersinergilah dengan semua komponen, baik internal Muhammadiyah maupun dengan eksternal,” pesannya.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Nadjib Hamid dalam pidato usai pelantikan mengingatkan menjadi kepala sekolah adalah menjadi pemimpin. “Dalam Islam, pemimpin itu disebut imam,” ujarnya, lantas menerangkan tentang fungsi imam.
Fungsi imam atau pemimpin itu menurut Nadjib, setidaknya ada tiga. Pertama, mengoordinasikan agar yang dipimpin solid. Kedua, menggerakkan agar instiusi yang dipimpin berkembang menuju yang lebih baik. Ketiga, menjadi sumber keteladanan, agar kepemimpinannya efektif dan dipatuhi dengan loyalitas yang tulus.
Lebih dari itu, Nadjib menambahkan, menjadi kepala sekolah adalah kesempatan untuk menciptakan sejarah. Tidak semua orang bisa jadi kepala sekolah. “Karenanya, jangan sia-siakan kesempatan ini. Ayo Bu Renny dan Pak Yulianto, ciptakan sejarah baru bagi kemajuan dua sekolah ini. Sehingga tidak dilibas oleh sejarah,” pesan dia.
Renny Fiqriyah SKom dilantik menggantikan Dra Khusnul Khotimah MM yang telah habis masa jabatannya. Sedangkan Moch. Yulianto SPd menggantikan Drs Harsono.
Turut hadir sebagai saksi, Sekretaris Majelis Dikdasmen PWM Jatim Phonny Aditiawan Mulyanan, Sekretaris PDM Arif AN, dan Ketua Majelis Dikdasmen PDM Surabaya Dr Ridwan. (*)
Kontributor Musa Abdullah. Editor Mohammad Nurfatoni.