PWMU.CO – Untuk menanamkan kebanggaan terhadap berbagai produk kuliner khas Indonesia, siswa-siswi kelas VI SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik membawa makanan dan minuman tradisional khas Indonesia.
Masakan tersebut dipamerkan dan disuguhkan untuk guru tamu dari Portugal, Renata Machado Krakhofer Marnoco e Sousa, di Aula SDMM, Rabu (13/11/19).
Sebelum berkeliling menikmati dan mendengar penjelasan tentang makanan dan minuman dari masing-masing siswa, Renata, diajak memasak jajan tradisional yaitu klepon bersama para guru kelas VI SDMM, Prima Ari Rosida, Syafaatul Ilmiah, dan Nur Asiyah. Setelah masak klepon, dia berkeliling melihat, mencicipi, dan mendengar penjelasan tentang makanan tradisional oleh siswa.
Makanan tradisional yang ditunjukkan kepada Renata tersebut antara lain: nasi kuning, sate padang, pentol kecap bawang, nasi pecel, semanggi, nasi karak, nasi Padang, pempek Palembang, soto Lamongan, gudeg, sate Madura, dan nasi rawon
Sementara minuman yang disuguhkan adalah es cao, beras kencur, es degan, es pisang ijo, kunyit asam, teh secang lemon, temulawak, es dawet, sinom, es campur, es blewah, ronde, dan wedang uwuh.
Mahira Addinnazara, siswi kelas VI Ahmad Badawi, menunjukkan minuman kolak kepada Renata. “The kolak is a drink from Java. It’s suitable served when breaking the fast because, its contains a lot of calories (Kolak merupakan minuman dari Jawa. Cocok untuk sarapan karena mengandung banyak kalori,” tutur Tara—panggilannya.
Dia lalu menjelaskan cara membuatnya, “The ways to cook The Kolak are cut the pumkin, cassava, and jackfruit suit one’s to our taste. Boiled water pumkin, cassava and jackfruit until boiling, after that, sugar and coconut milk until boiling and the kolak of pumkin is ready to be serves. (Cara membuat kolak dengan mengiris dan memasak buah labu, ubi jalar, dan nangka sampai mendidih. Kemudian diberikan gula, air kelapa sampai mendidih. Kolak siap dihidangkan),” jelasnya.
Sementara Callista Sella Asty Jenar, siswi Kelas VI Azhar Basyir menyuguhkan Semanggi. “Semanggi is one of Surabaya’s traditional culinary. But you can not only found semanggi in Surabaya. This food was rarely found because the limitedness of the semanggi or clover leaves as the main ingredient. (Semanggi merupakan makanan tradisional Surabaya yang sudah jarang ditemukan karena terbatasnya daun semanggi sebagai bahan utamanya),” tutur Sella—panggilannya.
Dia menjelaskan bahan-bahan yang harus disediakan. “The ingredients for semanggi are clover, sauce that was made from peanut, shrimp paste, onion, and shallot. Dont forget the cracker. (Bahan semanggi adalah daun semanggi, sausnya dibuat dari kacang, petis udang, dan bawang merah. Jangan lupa krupuk),” jelasnya.
Setelah selesai berkeliling menikmati sajian yang disiapkan, Renata memberi komentar, “Here in Indonesia I like satay and fried noodle. My favourite drink is coconut water. But there is no coconut tree in Portugal. I like pizza over there. (Saya suka sate dan mie goreng di Indonesia. Minuman favorit saya yang disajikan tadi adalah air kelapa. Tapi tidak ada pohon kelapa di Portugal. Makanan di sana, saya suka pizza).”
Renata menyampaikan keinginannya, “Someday I want to go back to Indonesia again because I’m very like with my experience here and I’m very like the kindness people. (Suatu saat saya ingin balik ke Indonesia. Saya suka dengan pengalaman saya di Indonesia. Saya suka kebaikan masyarakatnya.” (*)
Penulis M Fadloli Aziz. Editor Mohammad Nurfatoni.