PWMU.CO-Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof Dr Muhadjir Effendy MAP memberikan ucapan selamat kepada Nasyiatul Aisyiyah (NA) yang telah memperoleh penghargaan dari pemerintah sebagai Pegiat Pencegahan Stunting Tahun 2019.
”Selamat kepada NA yang menerima penghargaan pegiat pencegahan stunting. Saya cek kerjanya memang sungguh-sungguh. Saya yakin warga Muhammadiyah kerjanya memang selalu sungguh-sungguh,” kata Muhadjir Effendy dalam pembukaan Tanwir II Aisyiyah di Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Sabtu (16/11/2019).
Muhadjir merasa bangga dengan kiprah Nasyiatul Aisyiyah dan Aisyiyah yang luar biasa. ”Kemarin saya berkunjung ke Prabumulih. Meletakkan batu pertama SMK Aisyiyah. Aneh sekali Aisyiyah, sudah mulai merambah untuk mendirikan SMK. Nanti bersaing dan lama-lama Muhammadiyah akan kalah SMKnya,” canda Muhadjir disambut tawa hadirin.
Sembari melempar tanya kepada peserta tanwir yang berasal dari Prabumulih, Muhadjir mengaku kagum luar biasa ternyata tanah wakaf SMK tersebut langsung dari ibu-ibu Aisyiyah.
”Dulu pernah saya janjikan akan kita bantu. Tapi sekarang saya sudah tidak di Mendikbud. Saya pikir pembangunannya akan berhenti. Ternyata mereka malah semangat sekali. Harus tetap jalan, dan akan dibangun rame-rame,” ungkapnya.
Walikota Prabumulih pun menurut Muhadjir berjanji akan mendirikan masjid dan membantu empat lokal kelas di SMK Aisyiyah tersebut.
”Terus saya ngegongi saja. Ini memang tanggung jawabnya Walikota kan, Pak? Kalau Menko kan hanya mendoakan saja,” seloroh Muhadjir menceritakan candaannya dengan Walikota Prabumulih yang disambut senyum peserta tanwir.
Dia menambahkan, Muhammadiyah dan Aisyiyah memang selalu bergerak senyap dan santai, tapi tahu-tahu sudah berdiri amal usaha baru.
”Luar biasa saya kira. Dan ini (SMK) yang menangani adalah Aisyiyah. Aisyiyah kan kalau pegang uang lebih primpen, lebih susah dikeluarkan,” katanya lagi.
Makanya, sambung dia, tidak kaget kalau Universitas Aisyiyah (Unisa) ini majunya menyalip PTM-PTM yang dikelola Muhammadiyah.
”Karena kalau sudah soal uang, Aisyiyah itu kan menggunakan teori wuwu (alat tangkap ikan tradisional yang terbuat dari bambu). Teori wuwu itu kalau masuknya mudah, tapi keluarnya susah,” ujar Muhadjir membuat peserta tanwir gerrr-gerrrran.
Terakhir, Muhadjir memberikan ucapkan selamat bertanwir kepada para kader Aisyiyah dari berbagai wilayah yang hadir. Dia berharap Aisyiyah selalu berkembang dan tidak tanggung-tanggung berkompetisi dengan Muhammadiyah.
”Kemarin saya tanya kenapa yang mendirikan SMK ini Aisyiyah? Jawabnya, iya Pak, Muhammadiyah sudah menyerah. Jadi ternyata di beberapa tempat Muhammadiyah sudah menyerah dengan Aisyiyah,” kelakarnya yang lagi-lagi membuat seluruh peserta tertawa. (*)
Penulis Nely Izzatul Editor Sugeng Purwanto