PWMU.CO-Universitas Muhammadiyah Surabaya mengadakan review kurikulum sejumlah program studi untuk disesuaikan dengan perkembangan zaman, Sabtu (30/11/2019).
Acara diikuti 40 peserta terdiri ketua Program studi dan dosen. Review kurikulum dilakukan untuk Program Pascasarjana dan Sarjana Program Studi S2 Pendidikan Islam, S1 Pendidikan Agam Islam, S2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Juga untuk program S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, S2 Hukum Ekonomi Syariah, S1 Perbankan Syariah, dan S1 Akhlak As Syakhsiyah.
Pembahasan dibuka dengan Pengantar Review Kurikulum yang disampaikan oleh Dr Sujinah MPd, kepala LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) UMSurabaya.
Setelah pengantar review, para dosen mengelompok sesuai Prodi untuk membedah kurikulum mana yang perlu diganti, diperbarui, atau usulan baru.
Sujinah mengingatkan landasan hukum pengembangan kurikulum Pendidikan Tinggi seperti dalam UU No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Permenristekdikti No. 44 tentang SN Dikti tahun 2015.
Menurut dia, perubahan kurikulum diperlukan karena pertimbangan, pertama, perkembangan iptek (scientific vision). Kedua, kebutuhan masyarakat (societal needs). Ketiga, kebutuhan pengguna lulusan (stakeholder needs).
Perubahan disesuaikan dengan tantangan pendidikan di era 4.0. “Kita tetap kompetitif jika mampu mengalahkan mesin (artificial intelligence). Karena inovasi, kreativitas, problem solver, humanity adalah sifat-sifat yang tidak dimiliki oleh mesin,” ungkapnya.
Perlu literasi baru menghadapi revolusi industri 4.0, sambungnya, agar lulusan bisa kompetitif, kurikulum perlu orientasi baru, tidak hanya cukup mengandalkan literasi lama hanya membaca, menulis, dan matematika. Ini sebagai modal dasar untuk berkiprah di masyarakat.
Literasi yang dibutuhkan sekarang adalah literasi data, teknologi, dan manusia. Literasi data adalah kemampuan untuk membaca, analisis, dan menggunakan informasi (big data) di dunia digital.
Literasi teknologi yaitu memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi (coding, artificial intelligence, dan engineering principles). Sedangkan literasi manusia mengajarkan humanities, komunikasi, dan desain.
Ditegaskan, solusi yang ditawarkan adalah GEN-RI 4.0 (General Education + Kompetensi Revolusi Industri 4.0). “Literasi manusia menjadi bagian dari General Education yang harus dikuasai mahasiswa. Literasi data dan teknologi dapat diterapkan dalam mata kuliah pilihan,” katanya.
Dia menyebutkan, karakteristik Prodi Inovatif, pertama, menyelenggarakan prodi pada bidang ilmu yang belum diselenggarakan di Indonesia atau menjadi prioritas negara. Contohnya, pendidikan vokasi : teaching industry, MEME -Multi Entry Multi Exit System, magang industri 6 bulan.
Kedua, mendukung pembelajaran yang diselenggarakan secara fleksibel, terbuka, belajar mandiri, belajar di mana dan kapan saja, dan berbasis TIK. Contohnya dengan peningkatan penelitian dan publikasi ilmiah Pascasarjana yang mendukung industri 4.0 (Perpres 38/2018, SN Dikti 44/2015).
Ketiga, dapat dimulai dari pengembangan mata kuliah online (skala nasional). Contohnya memfasilitasi pengembangan new skills (bagian dari kurikulum): Literasi baru, General Education, Life-long learning.
Direktur Pascasarjana Prof Dr H. Abdul Hadi MAg menyampaikan, perlu diadakan kajian kurikulum ini untuk menelurkan kurikulum yang sesuai dengan visi misi UMSurabaya sebagai universitas yang unggul di bidang moralitas, intelektualitas, dan berjiwa entrepreneur. (*)
Penulis Kiki Cahya Muslimah Editor Sugeng Purwanto