PWMU.CO – Mubalighat adalah corong masyarakat. Dalam berdakwah di harapkan menggunakan enam kaulan (perkataan).
Hal ini disampaikan oleh Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Aisyiyah Gresik Muyasaroh SPdI dalam Pelatihan Muballighat yang diadakan Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Wringinanom dan Driyorejo, Ahad (1/12/19).
Enam kaulan itu adalah: kaulan karimah (perkataan yang hormat dan sopan), kaulan balighah (perkataan yang jelas dan menyentuh hati pendengarnya), kaulan layinah (perkataan yang lembut), kaulan makrufah (perkataan yang baik), kaulan sadidah (perkataan yang lugas), kaulan maisurah (perkataan yang mudah dimengerti dan dipahami).
Bu Muyas, sapaannya, juga menyinggung sisi lain soal mubalighat. “Jangan mengundang mubalighat yang mempunyai profil tidak bagus di mata masyarakat. Contohnya suka ngegosip, suka utang ndak nyaur-nyaur, atau yang mempunyai keluarga tidak harmonis,” jelas ibu berusia 65 tahun.
Mubalighat harus mempunyai profil akidah yang kuat, wawasan yang luas, fasih dalam berbahasa Arab, paham isu-isu kontenporer. “Penampilan yang menarik juga menjadi daya tarik sebagai mubalighat. Jangan suka cemberut, tetapi harus ramah dan murah senyum dan yang terpenting harus percaya diri,” jelasnya.
Menurut dia, mubalighat ketika menyampaikan ayat-ayat Allah tidak boleh merasa takut ada yang tersinggung dan tersindir, sebagaimana Alquran Surat Al Ahzab Ayat 39, “Orang yang menyampaikan risalah Allah mereka takut padaNya dan tidak takut kepada seseorang pun selainNya dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.“
Bu Muyas berharap setelah pelatihan ini akan muncul kader mubalighat yang piawai dan handal. “Karena salah satu program dari Majelis Tabligh PDA Gresik ada empat, salah satunya adalah pembinaan mubalighat,” ujarnya. (*)
Kontributor Kusmiani. Editor Mohammad Nurfatoni.