PWMU.CO – Sebanyak 76 guru dan karyawan dari SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, TK Aisyiyah 36 Perumahan Pongangan Indah (PPI), dan Playgroup Tunas Aisyiyah (PGTA) PPI mengikuti Outbound Synergy Guru dan Karyawan di Songa Adventure Probolinggo, Sabtu-Ahad (30/11-1/12/19).
Selesai acara pembukaan pada Sabtu siang itu, tiga lembaga di bawah naungan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) dan Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) PPI Manyar Gresik ini mengikuti game character building.
Tim Songa Adventure memberikan beberapa permainan yang berhasil membuat peserta menyadari petingnya kekompakan, strategi, dan semangat dalam suatu tim. Permainan itu di antaranya, mengukur jarak dengan langkah, permainan mengoper bola, memasukkan bola dengan stik balon, dan memakai sepatu.
Pada permainan mengukur jarak dengan langkah, peserta diminta untuk membuat barisan yang yang tidak terputus, yang panjangnya akan dihitung beberapa kali lipat dari sebelumnya. Bisa dengan cara bergandengan atau memanfaatkan barang yang melekat di badannya. Misalnya dengan tali sepatu dan lain sebagainya.
Pelajaran dari permainkan ini adalah, kita harus melangkah ke depan. Melesat berkali-kali lipat dengan cara yang tidak biasa. Kesuksesan bisa terjadi kalau ada kemauan, strategi, kerjasama, dan semangat serta etos kerja yang tinggi.
Sebelum melanjutkan permainan lainnya, peserta dibagi menjadi enam kelompok. Mereka harus membuat yel-yel. Masing-masing kelompok menamakan dirinya kelompok Fun, Fobulous, JOS, Powerfull, Exellent, dan Happy.
Di permainan memindah bola—terutama yang menggunakan stik balon—terlihat beberapa tim menjatuhkan bola berkali-kali. Padahal, dari tiga bola yang disediakan, dengan ukuran yang berbeda, jika saat memindahkan bola pertama jatuh maka harus mengulangi dari barisan pertama memindahkan bolanya.
“Seru banget, bolak-balik ngulang. Yang bikin gregetan itu kalau udah nyampe orang yang paling belakang bola jatuh. Akhirnya kita ngulang lagi,” ucap Fitri Musrofihah SPd, guru SDMM.
Meskipun mengulang beberapa kali, Ustadzah Fitri, sapaannya mengatakan, timnya tetap kompak, saling bantu, sabar, dan tidak menyalahkan anggota timnya.
Perasaan yang berbeda yang dirasakan Nurhana SSos dari PGTA PPI. Bunda Hana—biasa ia dipanggil—mengatakan, rasanya tidak enak sekali, karena merugikan tim karena semua sudah berusaha.
“Ini mengingatkan kembali pentingnya sinergi, masing-masing peserta jadi jauh lebih terikat dengan game kerja sama yang fun. Membuat batasan antar lembaga jadi terlepas, walaupun secara pribadi belum saling mengenal,” ujar Kepala PGTA PPI ini.
Pada permainan memakai sepatu, peserta diminta melepas sepatu masing-masing dan melemparkan ke tengah. Lalu tim Songa Adventure mengumpulkan secara acak semua sepatu ke tengah. Kemudian mereka menginstruksikan kepada peserta untuk memakai sepasang sepatu dalam waktu 20 detik. Kehebohan tak dapat dihindarkan saat dimulainya permainan.
“Haduh, jadi bingung pas mau ambil sepatunya. Nggak pakai cari punya saya sendiri, ambil yang ada aja. Entah ini punya siapa,” kata Ustadzah Nur Lailah, guru TK Aisyiyah 36.
Kekompakan, kerja sama, strategi, keberanian, kerja keras, keikhlasan, dan manajemen yang bagus dibutuhkan agar semua bisa tercapai. Semua guru dan karyawan merasa senang dan puas permainan. Seperti dirasakan Rehayuni SAg, guru TK Aisyiyah 36 PPI. “Alhamdulillah fun dan syarat arti,” ucapnya.
Menurutnya ini tidak sekadar kegiatan game, tetapi juga terselip beberapa pesan untuk peserta. Salah satunya istilah ‘hit’: hilangkan hambatan, raih impian, dan tingkatkan kompetensi. (*)
Kontributor Anik Nur Asia Mas’ud dan Rahmi Yuliastutie. Editor Mohammad Nurfatoni.