PWMU.CO–Bimbingan pranikah yang sempat ramai setelah dilontarkan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof Dr Muhadjir Effendy, ternyata dijalani dengan mudah oleh Firda Yunara (20).
Bendahara SMA Muhammadiyah 4 Surabaya ini sudah mengantongi sertifikat pelatihan pranikah pada Senin (3/12/2019). Sertifikat nikah tersebut didapatkan setelah menjalani dua hari pelatihan.
Firda mendaftar nikah di KUA Dukuh Pakis. Untuk pelatihan digabungkan dengan calon pengantin dari KUA se Surabaya. Tempatnya di Rumah Pintar Bratang. Mulai pukul 08.00 sampai pukul 15.00 pada Rabu-Kamis (27-28/11/2019).
Dia bercerita, pelatihan pranikah dikemas dalam bentuk workshop. Ada sesi pertanyaan, sesi kerja kelompok dengan orang lain maupun pasangan sendiri. Ada game juga. Bahkan ada ujian tulisnya di lembaran yang diadakan di awal acara. “Seperti sekolah,” kata Fifi, panggilan akrabnya.
Dalam pelatihan tersebut, sambungnya, dibahas mengenai tips keluarga sakinah mawadah wa rahma (Samawa), kebersihan alat reproduksi, cara atur keluarga sehat dan bahagia, tips memahami suami-istri, dan sebagainya. Usai pelatihan diberi buku Fondasi Keluarga Sakinah.
Calon suaminya Janjang Istiawan (25), teknisi Lion Air di Bandara Juanda merupakan alumnus SMAM 4 tahun 2011. Pasangan ini berencana menikah pada akhir Februari 2020.
Fifi mengaku, baru mengenal tiga bulan calon suaminya. Sejak Agustus lalu. Karena itu ketika main game di pelatihan waktu diminta menyebutkan makanan favorit, ukuran sepatu, baju, dan hobi calon suaminya tak bisa dijawab semua.
“Tidak perlu khawatir. Insya Allah semua dinyatakan lulus ikut pelatihan pranikah KUA mana saja. Karena ini hanya pelatihan, pembekalan, pengarahan menuju pernikahan serta membangun rumah tangga,” ujarnya.
Dikatakan, pelatihan ini diadakan dua hari untuk tahun ini. ”Tahun depan sudah wajib ikut pelatihan program tiga bulan, begitu informasi yang saya dapat dari petugas,” kata Fifi.
Maniati, ibu Fifi tidak degdegan ketika mengetahui anaknya harus ikut pelatihan pranikah. Karena dia sudah diyakinkan bahwa semua catin (calon pengantin) dipastikan lulus jika mengikuti pelatihan ini.
“Orang tua saya sendiri tiap harinya selalu bercerita, mengarahkan, menasehati tentang kehidupan termasuk berumah tangga, karena menurutnya ibadah terlama adalah berumah tangga,” tambahnya. (*)
Penulis Kiki Cahya Muslimah Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post