PWMU.CO – Kantor Layanan Lazismu (KLL) Kecamatan Panceng mengadakan perbaikan rumah Munikah—atau yang sering dipanggil Mbah Kantun—yang beralamat di RT/RW 01/01 Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Jumat (6/12/2019) siang.
Sebelumnya, Ketua Pimpinan Aisyiyah Daerah (PDA) Kabupaten Gresik Uswatun Hasanah dan pimpinan lainnya telah berkunjung ke rumah Mbah Katon, 27 Oktober 2019.
Dari situ PDA Gresik ‘mengintruksikan’ kepada Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCA) Panceng segera merenovasi rumah Mbah Kantun. Akhirnya PCM dan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) bekerja sama dengan KLL Panceng melaksanakan ‘instruksi’ tersebut.
Mbah Kantun termasuk salah satu pendiri PCA Panceng yang masih hidup. Umurnya sudah 89 tahun. Tapi bicaranya masih tegas, ingatannya masih segar, meski jika bicara dengannya harus mendekatkan ke telinganya.
Dia menempati rumahnya sendirian. Kegiatan sehari-hari mulai mandi, makan, membersihkan pakaian, dan lain-lain dibantu oleh Mbak Dewi, tetangga rumahnya.
Dia setiap hari tiga kali ke rumah Mbah Kantun untuk memandikan dan mengantar makanan: pagi pukul 07.00 WIB, siang habis Dhuhur, dan malam habis Isya.
Mbah Kantun tidak punya saudara atau anak. Dia hanya punya cucu angkat, namanya Harlina Agustin. Jadi kebutuhan sehari-hari ditanggung cucu angkatnya tersebut, yang sekarang tinggal di Surabaya.
Lina—panggilan—Harlina Agustin berulang kali mengajak neneknya tinggal bersamanya. Tapi Mbah Kantun tidak mau. Pernah tinggal beberapa hari, tapi minta pulang. Pernah juga diajak lagi ke Surabaya, baru sampai Kota Gresik minta kembali. Akhirnya diputuskan tinggal di Campurejo, tapi setiap Ahad harus dijenguk.
Ketua KLL Panceng Rusiyan bersyukur atas terlaksananya renovasi rumah Mbah Kantun, sesuai waktu yang direncanakan. “Alhamdulillah atas dukungan kita semua baik PCA, PCM, PRA, dan PRM renovasi rumah Mbah Katon berjalan lancar,” katanya.
Dengan kerja sama dan kekompakan tersebut pekerjaan bisa diselesaikan pukul 19.00 WIB. Rumah sudah dicat warna putih, instalasi listrik yang memenuhi standar, pompa air aktif, springbed baru, dan penataan ruang makan dan tempat tidur yang terpisah.
Saat Rusiyan membersihkan buku-buku tua milik Mbah Kantun di lemari usang, dia kaget karena menemukan Akta Pendirian PCA Panceng yang tercatat tahun 1964. Akte itu kemudian disampaikan ke Mbah Kantun dan diserahkan ke PCA Panceng.
Ketua PCA Panceng Mazidah Hurun’in terharu ketika mendengar kalimat dari Mbah Katon saat berbincang dengannya: “Jika kita ingin berharga di mata Allah dan manusia maka berorganisasilah. Tentu dengan ikhlas, bukan karena apa-apa dan siapa. Maka ikutilah kegiatan setiap waktu, bukan sewaktu-waktu maka orang seperti itulah benar-benar memiliki jiwa Muhammadiyah.”
Mazidah mengatakan, Mbah Kantun juga juga bilang jika dia sampai detik ini masih merasa sebagai Aisyiyah, bukan mantan.
Kepada PWMU.CO Uswatun Hasanah menyampaikan bahwa PCA Panceng yang sekarang memiliki 10 ranting dan delapan TK Aisyiyah itu tidak lepas dari hasil perjuangan Mbah Kantun, yang dengan gigih dan sabar merawat dan meneguhkan warga Aisyiyah.
“Semoga kepedulian kita ini merupakan bagian apresiasi kepada beliau atas kesabaran dan kegigihannya. Kita budayakan menghargai jasa seseorang. Tapi manakala kita berbuat baik jangan berharap puji sanjung dari orang. Itulah karakteristik Aisyiyah yang ikhlas tanpa pamrih,” katanya.
Ketua PCM Syuhada ikut mendampingi kegiatan bedah rumah itu. Juga Ketua PCA Mazidah Hurun’in dan pimpinan PCA lainnya seperti Sri Wahyuningsih, Nur Hidayati SPd, dan Nurul Ma’rufah.
Ketua KLL Panceng Rusiyan juga hadir bersama staf bagian keuangan Muhayatin dan funrising Abdul Halim.
Dari Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Campurejo hadir H Maftuh dan Nurkhan. Sedangkan dari Pimpinan Ranting Aisyiah (PRA) Campurejo ada Hj Asifah, Yani Hariyati, Nasibah, Zuhriyah, Zahrotul Jannah, dan Amriyatus Saadah. (*)
Kontributor Nurkhan. Editor Mohammad Nurfatoni.