PWMU.CO – Suasana penuh gelak tawa, ketika Masroin Assafani menanyakan kepada jamaah pengajian, “Lebih memilih mana mengantre untuk mendapatkan uang Rp 1 juta atau mendatangi pengajian?”
Ketika jamaah serentak menjawab, “Memilih pengajian,” 700 warga Muhammadiyah yang memadati Masjid Attaqwa Dusun Kampak, Desa Jegreg, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan tertawa lepas, Sabtu (7/12/19). Mereka sepertinya menertawakan dirinya sendiri.
Lalu, Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan ini menguraikan keutamaan orang-orang yang menghadiri majelis Ilmu, sambil mengutip salah satu hadits, “Barang siapa menempuh jalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya untuk menuju surga.”
Masroin berpesan, agar anggota Muhammadiyah tidak bosan-bosan menuntut ilmu. Ia mencontohkan Bu Dasumi, salah satu tetangganya di Dusun Sapan, Desa Dateng, Kecamatan Laren, sudah berumur 70 tahun tapi masih semangat untuk belajar Alquran. “Alhamdulillah sekarang sudah bisa lancar membaca Alquran,” kisah Masroin.
Dia menegaskan, kematian kapan-kapan pasti datang. “Maka pastikan saat Malaikat Izrail datang menjemput, kita dalam kondisi semangat menuntut ilmu,” kata pria yang juga Wakil Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Laren Lamongan ini.
Dengan sedikit berkelakar, Masroin memberikan joke kepada jamaah, “Siap nggak saat ini Malaikat Izroil datang untuk mencabut nyawa Bapak dan Ibu?”
Sebagian jamaah menjawab, “Siap!” tapi dengan berat hati. Sementara jamaah yang lain, tertawa, bahkan ada beberapa yang menjawab, “Tidak siap.”
Lebih khusus lagi, Masroin berharap agar warga Muhammadiyah fokus dalam menghidupkan majelis taklim. “Semarakkan pengajian di ranting-ranting, masjid-masjid. Abaikan kondisikan politik saat ini, biarkan diurus oleh para pimpinan kita yang di pusat sana,” imbaunya.
Selain acara pengajian, kegiatan rutin bulanan ini juga diselingi dengan acara pengumuman dan penerimaan hadian bagi pemenang lomba Milad ke-107 Muhammadiyah tingkat TK/SD/TPA Muhammadiyah secabang Modo, yang dilaksanakan oleh angkatan muda Muhammadiyah Cabang Modo. (*)
Kontributor Mohamad Su’ud. Editor Mohammad Nurfatoni.