PWMU.CO – Sekolah Dasar Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik menugaskan dua reporter ciliknya untuk melakukan liputan di luar sekolah. Kegiatan tersebut dilakukan selama dua hari, Senin-Selasa (9-10/12/19).
Dua reporter cilik itu, Mahiraa Athaya Rizmananda dan Ariana Ayu Puspita mendapat tugas meliput Duta Rumah Belajar Raden Roro Martiningsih di SMP Muhammadiyah 1 Surabaya dan Tim Satgas Dapodik Direktorat Pembinaan SMA Kemdikbud RI Sukari di SMA Muhammadiyah 8 Cerme Gresik. Tema besar liputan kali ini tentang ‘Teknologi’.
Ditemui PWMU.CO usai bertugas, Athaya bersyukur mendapat kesempatan menjadi reporter cilik. Ia mengaku menjadi tahu dan bisa meneladani kisah dua tokoh yang ia wawancarai dengan keahlian masing-masing. “Dapat banyak pengetahuan tentang teknologi dari Pak Sukari dan jadi tahu Rumah Belajar dari Bu Roro,” ujarnya.
Athaya mengaku grogi saat melakukan liputan perdananya, Senin (9/12/19) di Cerme. Ia mengatakan, banyak mengulang pertanyaan dan berdoa membuatnya lebih tenang saat melakukan liputan.
Selain itu, Arin—sapaan akrab Ariana Ayu Puspita—mengaku masih kurang percaya diri ketika meliput dua tokoh tersebut. “Ya grogi, tapi karena Ustadz dan Ustadzah menemani, jadi lumayan tenang,” kata dia.
Menurutnya, pengalaman pertama melakukan wawancara langsung itu sangat berharga dan tak terlupakan. Ia berharap dapat terpilih kembali saat ada kesempatan liputan untuk Majalah Cikal lagi.
Salah satu pembina Klub Literasi Ir Siti Faizah mengatakan, menjadi reporter cilik banyak manfaatnya bagi anak-anak. Selain menumbuhkan kepercayaan diri anak, lanjutnya, juga dapat melatih kemampuan komunikasi verbal mereka.
Izzah—sapaan akrab Siti Faizah—mengaku reporter cilik ini nantinya akan dilibatkan dalam pembuatan Cikal, majalah terbitan SDMM. “Jadi reporter cilik ini juga melatih kemampuannya dalam menuliskan hasil reportasenya. Sekaligus melatih daya nalarnya dalam menuangkan isi wawancara lisan ke dalam bentuk tulisan,” jelasnya.
Dari proses wawancara tersebut, kata Izzah, anak akan terlatih dalam menggali sebuah wacana atau permasalahan. Hal itu tentu akan menjadi sumber motivasi bagi anak-anak lain untuk lebih bersungguh-sungguh berkarya dan mengupayakan prestasi.
Sebelum terjun melakukan wawancara di lapangan, Izzah memberi bekal dasar yang harus diperhatikan anak didiknya. “Tentang lafal, volume suara, intonasi kalimat, tempo suara, ekspresi wajah, dan kontak mata. Itu penting dilatihkan,” tegasnya.
Majalah Cikal akan terbit di bulan Januari 2020 dengan tema Plus-Minus Penggunaan Teknologi Informasi di Dunia Pendidikan. (*)
Kontributor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.