PWMU.CO – Sebanyak 35 guru Muhammadiyah dari Kabupaten Magetan, Madiun, Caruban, dan Ponorogo belajar bersama melalui Workshop Pembelajaran IPA Berbasis STEM di SMP Muhammadiyah 1 Magetan, Senin (16/12/19).
Kegiatan yang diprakarsai oleh Forum Komunikasi Kepala Sekolah Muhammadiyah (Foskam) SMP/MTS Jawa Timur ini menghadirkan guru SMP Muhamamdiyah 12 GKB Gresik (Spemdalas) Anis Shofatun SSI MPd sebagai pemateri.
Anis menyampaikan, pembelajaran berbasis STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematic) akan melatihkan siswa sebagai pemecah permasalahan dunia nyata dengan menuntun pola berpikir layaknya insinyur dan ilmuwan berpikir. “STEM itu akan menggiring kemandirian berpikir siswa, menjadi seorang problem solver, penemu sekaligus inovator layaknya insinyur desain atau arsitek proyek,” jelasnya.
Waka Kurikulum Spemdalas ini kemudian menjelaskan pendekatan STEM sudah banyak dikembangkan dalam pendidikan negera-negara maju seperti di Amerika Serikat, Australia, Vietnam, Malaysia, dan Firlandia. Di negara-negara tersebut muatan STEM sudah banyak diintegrasikan dengan muatan kurikulum sekolah dan perguruan tinggi. Menurut Anis, persaingan abad 21 mengharuskan siswa dan guru memiliki kompetensi bidang teknologi dan pengkayaan literasi, termasuk literasi financial dan digital.
“Bisa kita bayangkan, kehidupan ke depan sudah tidak terbatas, siswa belajar sudah borderless, semua berbasis surface glass, hanya butuh sentuhan satu jari semua informasi didapatkan, jelajah ruang angkasa, menghadirkan dinosaurus pun bisa. Semua itu mudah didapatkan melalui kecanggihan teknologi sebagai tools (alat) pembelajaran dan kehidupan ke depan,” terangnya saat menyajikan video School After 100 Years.
Menurutnya, kecepatan informasi dan perubahan situasi ke depan khususnya kehidupan di abad 21 ini, guru juga harus dapat memanfaatkan IT sebagai salah satu tools untuk meningkatkan mutu pembelajaran. “Manfaatkan mobile phone ini sebagai media pembelajaran, perkuat wawasan dengan sharing keilmuwan melalui medsos dan aplikasi digital lainnya,” ajaknya.
Bersama dengan guru-guru dari SMPM 1 Magetan, SMPM 1 Madiun, SMPM 1 Caruban, SMPM 1 dan SMPM 4 Ponorogo ini, Anis mengajak praktik pembuatan prototipe produk STEM. Secara berkelompok mereka diberikan kebebasan dalam menyajikan desain dan karyanya.
Anis menegaskan dalam konsep pembelajaran STEM, kemampuan siswa berpikir holistik integratif akan terus dilatihkan. Melalui STEM, karakter-karakter positif siswa akan terbangun sendirinya seperti curiosity (rasa ingin tahu), adaptif, inisitif, persistence (tangguh) dan juga kepekaan terhadap perubahan sosial budaya di lingkungan sekitar.
“Merdeka belajar yang ditunjukan dalam keluasaan berpikir dan berkreativitas menuangkan gagasanya akan terasah bila pembelajaran STEM terus diberikan sebagai pengalaman belajar siswa,” terangnya.
Selama kegiatan ini peserta juga diberikan kesempatan untuk unjuk kerja karyanya. Juga diberikan beberapa kuis secara interaktif baik secara off line ataupun dengan aplikasi Kahoot, sehingga acara berjalan dengan suasana yang menggembirakan.
Seperti yang disampaikan oleh Andrianingsih SPd, peserta dari SMPM 1 Caruban. Dia menyampaikan memperoleh wawasan pengalaman baru yang dapat diimplementasikan di sekolahnya. “Pembelajaran STEM ini baru bagi saya, aktivitasnya menantang dan menyenangkan,” katanya.
Pada akhir acara, pengurus Foskam Jatim memberikan reward kepada peserta dan kelompok terbaik serta peraih nilai kuis terbaik.
Sementara itu, Direktur Pondok Pesantren Salimul Ummah Muhammadiyah 1 Magetan, Trimawan Heru Wiyono SHM MKes senang atas pelaksanaan workshop kali ini.
“Keceriaan yang ditunjukan guru-guru Muhammadiyah ini pertanda Allah SWT menakdirkan kita terus belajar bersama. Meski sehari tapi InsyAllah membawa keberkahan yang luar biasa buat sekolah Muhammadiyah,” katanya.
Dia menyampaikan harapan besar agar model pembelajaran STEM ini dapat ditindaklanjuti di sekolah masing-masing agar semakin meningkatkan daya saing sekolah-sekolah Muhamamdiyah. “Maju dan jayalah sekolah Muhammadiyah,” ucapnya dengan penuh semangat. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.