PWMU.CO – Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Trenggalek mengadakan Pelatihan Pencegahan Kekerasaan pada Anak di Aula Balai Benih Ikan, Trenggalek. Kegiatan yang berlangsung dua hari (13-14/12/19) ini diikuti oleh 50 orang perwakilan sekolah Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Kabupaten Trenggalek.
Ketua PDNA Trenggalek Yuniek Fauzanin Mahmudah menekankan pentingnya lembaga pendidikan Muhammadiyah dan Aisyiyah bersama kader Nasyiah untuk ikut andil dalam memberikan layanan penanganan kekerasaan pada anak. “Kita harus bersinergi dengan pemerintah untuk mewujudkan layanan berbasis komunitas untuk menangani kekerasaan terhadap anak,” katanya dalam sambutannya.
Layanan penanganan kekerasan terhadap anak di sekolah, lanjutnya, menjadi salah satu indikator untuk mewujudkan program sekolah ramah anak.
Ketua Dinas Sosial Trenggalek Christina Ambarwati S SSos yang hadir sebagai nara sumber menyampaikan pemerintah sangat mendukung pemenuhan hak anak, salah satunya layanan edukasi. “Pemerintah telah menyediakan Rumah Perempuan, sebuah sanggar layanan edukasi untuk perempuan dan anak,” tegasnya.
Dia menambahkan, Kabupaten Trenggalek melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) juga menyediakan layanan bagi anak yang menjadi korban kekerasan fisik maupun psikis. “Setiap anak yang menjadi korban kekerasaan akan kami beri pelayanan, psikolog juga kami sediakan untuk mendampingi,” ujarnya.
Sekretaris Departemen Sosial Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur Ria Eka Lestari SSi menjelaskan perlunya membangun jejaring layanan penanganan kasus kekerasan pada anak di lembaga Nasyiah.
“Akan sangat bermanfaat jika kita (Nasyiah) memiliki komunitas yang konsen terhadap layanan penanganan kekerasaan anak. Untuk langkah awal bisa bekerja sama dengan Lembaga Bantuan Hukum Muhammadiyah (LBH),” tuturnya.
Sementara itu Ketua Majelis Kesejahteraan sosial Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur Budiyati MPd menyampaikan materi dengan model praktikum analisis SWOT. “Analisis SWOT di lembaga pendidikan Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk memetakan kekuatan, tantangan, peluang, dan strategi program untuk mendukung sekolah ramah anak yang di Aisyiyah dikenal dengan program sekolah cinta anak,” tuturnya. (*)
Kontributor Ana Retno Mutia. Editor Mohammad Nurfatoni.