PWMU.CO-Mahasiswa harus mempersiapkan diri menghadapi revolusi industri 4.0 dengan mengembangkan literasi data dan teknologi. Caranya trampil memanfaatkan dan mengolah data, menerapkannya ke dalam teknologi, dan kemudian memahami cara penggunaan serta memanfaatkan teknologi tersebut.
Hal tersebut disampaikan Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti Prof Ismunandar PhD saat sampaikan materi di depan mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) di Gedung Amphitarium Lantai 9 Kampus Utama UAD Jl Ahmad Yani Banguntapan, Bantul, Sabtu (28/12/2019).
Ismunandar menjelaskan, revolusi industri 4.0 ditandai semakin seringnya manusia berinteraksi dengan teknologi dan robot. “Hal tersebut bahkan sudah menjadi kebutuhan sehari-hari,” tandas Ismunandar dalam seminar nasional “Menjadi Mahasiswa yang Unggul di Era Industri 4.0 dan Society 5.0” kerja sama Ristekdikti dan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah.
Di era ini, sambung dia, mengakibatkan 12 persen dari total 150 juta jumlah tenaga kerja di Indonesia akan kehilangan pekerjaan karena sudah tergantikan oleh mesin.
”Tantangannya di bidang apa saja kita kuliah, sedikit banyak harus mau belajar tentang kebutuhan zaman sekarang,” ungkap Ismunandar. ”Alumni perguruan tinggi harus menciptakan lapangan pekerjaan baru berbasis teknologi.”
Guru besar termuda Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mengatakan, ada beberapa aktivitas manusia yang tidak akan tergantikan dengan mesin, seperti kemampuan memimpin, berempati, berkreasi, dan membuat keputusan.
Karena itu, kata dia, perguruan tinggi juga harus membekali mahasiswa dan dosen dengan literasi data dan teknologi yang mumpuni, seperti mengenalkan mahasiswa dengan perkuliahan streaming dengan para profesor dari berbagai kampus. “Hingga mendapatkan pengetahuan seputar big data yang saat ini kerap menjadi masalah,” katanya.
Masalah big data penting untuk dikaji dan dipelajari di kampus serta perguruan tinggi harus mempunyai literasi data. (*)
Penulis Affan Safani Adham Editor Sugeng Purwanto