PWMU.CO-Fakultas Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik (TI-UMG) mengadakan kuliah ahli dengan menghadirkan pembicara Dr Eng Erwin Widodo ST MEng, dosen ITS.
Topik kuliah How to Make Decision in Multiplayer Industries diadakan di Hall Sang Pencerah UMG, Jumat (20/12/2019).
Tujuan kuliah ahli ini untuk mendongkrak kemampuan Mahasiswa dalam bidang Decision Making Analysis (DMA). Karena itu peserta diberikan pre-test sebelum acara dimulai untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam mendalami ilmu DMA.
Erwin Widodo menjelaskan, Teknik Industri sejatinya berpegang pada dua mata kuliah yakni Operation Research (OR) ataupun Statistics (Statistik). Apapun bidang minat yang ingin didalami pasti menggunakan teori OR ataupun Statistik dengan aplikasi pemilihan dua fenomena atau lebih.
”OR dan Statistik memiliki peran penting dalam proses DMA. OR memiliki asumsi bahwa pengambilan keputusan adalah sepakat pada satu tempat kerja. Namun, permasalahan akan mulai muncul ketika pengambilan keputusan lebih dari satu orang, padahal optimasi dari OR dibuat untuk satu orang. Pada tahap ini pengambilan keputusan dengan DMA sangat disarankan,” katanya.
DMA yang terkenal dengan win-win solution, sambung dia, akan memberikan solusi keuntungan berimbang untuk lebih dari satu pihak pemain, kalaupun ada perbedaan akan sangat tipis.
”Misal pada permasalahan pendapatan supplier dan pemasok suatu barang. Ketika supplier mendapatkan keuntungan lebih banyak, pemasok tidak terima dan menaikkan harga barangnya. Peran DMA pada permasalahan ini akan sangat membantu dalam menentukan keuntungan berimbang pada keduanya,” tuturnya.
Bicara lebih jauh lagi tentang DMA, sambung dia, ada yang namanya Multiplayer Decision Making (MDM) atau lebih dikenal dengan Game Theory. Teori ini memegang peran yang cukup andal dalam DMA karena kemampuannya dalam pengambilan keputusan pada banyak pemain.
Konsep dasar MDM pada dasarnya didapat dari permainan Game of Change dan Game of Strategy. Dimana Game of Strategy merupakan permainan yang dapat dikendalikan secara matematis, sedangkan Game of Change lebih menekankan pada probabilitas.
Dia menjelaskan, pengembangan ilmu ini berawal kepentingan perang pada Februari 1943. Saat itu Jepang ingin invasi dengan armada laut menuju Amerika melewati New Britain secara diam-diam.
Dua alternatif ditawarkan. Melewati utara dalam keadaan hujan atau selatan yang cerah. Solusi pemecahan masalah OR mulai digunakan untuk mencapai keputusan terbaik dengan memosisikan diri sebagai pihak lawan.
Jika melewati utara, hujan sangat menyusahkan perjalanan. Alternatif melewati selatan, peluang tentara Amerika melewati daerah itu juga cukup besar. Alhasil dipilihlah jalan utara dengan harapan peluang tentara Amerika melewati daerah itu sangatlah kecil. ”Ternyata benar saja tentara Amerika lebih memilih jalan selatan, sehingga loloslah tentara Jepang dari jeratan tentara Amerika,” tuturnya.
Game theory juga bisa diterapkan dalam bisnis. Jika ingin sukses, ikutilah permainan game theory untuk tidak menjadi orang yang serakah. Kembangkan bisnis atau segala aspek yang sedang dijalankan dengan panduan win-win solution.
Mungkin tahap awal keuntungan yang didapat tidak akan seberapa, tetapi dengan memberikan keuntungan lebih ke orang lain dengan keseimbangan keberuntungan maka kita bisa lebih dikenal dan dipercaya oleh orang, tidak hanya sebagai seorang pembisnis tetapi juga manusia.
”Jadilah seekor kambing atau domba yang walaupun kecil, tetapi dengan kesederhanaan itu mereka tetap dapat bertahan hidup. Jangan jadi dinosaurus, yang pada awalnya besar tetapi tidak mampu bertahan. Ambillah secukupnya apa yang kamu perlukan sekarang, karena sisanya bisa kamu ambil nanti. Jangan ambil semuanya di awal, karena esok tidak ada sisa yang bisa kamu nikmati,”kata penutup kuliah Erwin Widodo. (*)
Penulis Efta Dhartikasari Priyana Editor Sugeng Purwanto