PWMU.CO-DirekturPLPK (Pusat Layanan Psikologi dan Konseling) SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB Gresik Ika Famila Sari menjelaskan, ada empat teknik konseling yang bisa dipelajari wali kelas untuk tindakan perilaku siswa.
Hal itu dia sampaikan di acara pelatihan untuk wali kelas, Sabtu (28/12/2019). Tema yang dibahas Student Behaviour Treatment.
Acara ini diikuti oleh 60 wali kelas dan koordinator pembiasaan dari SD Muhammadiyah 1 dan 2 GKB. Pelatihan ini kerja sama Tim Sinergi Kesiswaan dengan tim PLPK (Pusat Layanan Psikologi dan Konseling).
Ika Famila Sari menguraikan, empat teknik konseling itu pertama, Rapport, merupakan teknik yang digunakan konselor untuk membangun hubungan awal dengan anak agar anak merasa nyaman. ”Wah,.. jam kamu bagus sekali, Nak.. dibelikan siapa?” kata Ika memberi contoh teknik itu.
Teknik kedua Attending. Konselor menunjukkan kehadirannya untuk mendengarkan setiap apa yang disampaikan anak. Eksplorasi konselor harus bisa menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman anak dengan menggunakan pertanyaan terbuka.
”Sekarang apa yang kamu rasakan setelah kejadian tersebut sayang?” kata Ika memberi contoh pertanyaan.
Teknik ketiga, Paraphrasing. Yaitu teknik menangkap pesan utama yang disampaikan anak. Konselor memberikan dorongan agar anak terus bercerita.
Keempat, Konfrontasi . Teknik yang digunakan konselor jika ada pernyataan anak yang berlawanan atau tidak konsisten.
Setelah paparan teori, sesi berikutnya praktik. Setiap kelompok diberikan tantangan studi kasus untuk disimulasikan dalam presentasi. Ada yang menjadi orang tua, siswa, guru, satpam sekolah, guru BP/BK.
Wali kelas Mugeb Schools selalu kreatif dalam mengelola studi kasus yang disimulasikan dengan memasukkan teknik konseling yang telah diajarkan. Tim PLPK menyiapkan berbagai properti simulasi seperti tas cantik, sun glasses, topi Satpam, bando anak-anak yang biasa.
Sebelum simulasi studi kasusnya, setiap kelompok harus menyuarakan yel-yelnya. Seperti kelompok Jos, yang terdiri dari guru-guru senior dan telah menjabat sebagai wali kelas selama 15-22 tahun mereka sangat semangat dan tidak mau kalah dengan wali kelas yang masih muda.
”Tuwooo, yo ben thoo,… ojo kalah karo sing enom, tuwo umure,…semangate Jooosssss….” Langsung saja penampilan ini membuat gemuruh peserta dalam tawa.
Pelatihan yang dilaksanakan selama 8 jam ini membuat peserta senang dan mendapatkan banyak ilmu baru, yang bisa diterapkan saat menangani berbagai kejadian di sekolah.
”Saya serasa mendapat kuliah dengan ilmu-ilmu baru, sangat menyenangkan dan bermanfaat,” kata Mahzumah, salah satu peserta pelatihan tersebut. (*)
Penulis Sonya Editor Sugeng Purwanto