PWMU.CO-Serah terima jabatan Kepala SD Muhammadiyah 1 Kedungpring Lamongan layaknya reuni para tokoh Muhammadiyah setempat. Acara berlangsung di aula sekolah, Ahad (29/12/2019).
Hadir para sesepuh Pimpinan Muhammadiyah Cabang (PCM) Kedungpring seperti H. Abdul Qohar dan H Sulam juga pimpinan Majelis Dikdasmen PCM, guru, serta undangan lainnya.
Serah terima jabatan dilakukan Kepala Sekolah yang lama Sukijan MPd (62) kepada Kepala Sekolah baru Nurhadi SE. Sukijan sangat lama menjabat kepala sekolah di sini. Sejak 1981-1984 lalu menjabat lagi tahun 1997 hingga 2019.
Sukijan bercerita, berdirinya SD Muhammadiyah 1 Kedungpring ini lebih dulu daripada pendirian PCM Kedungpring. Dalam piagam pendirian dikeluarkan oleh PP Muhammadiyah tertulis 1 Agustus 1966. Sedangkan PCM Kedungpring dalam SK Pendiriannya dari PWM Jawa Timur ditandatangani oleh H. Abdurrohim Nur MA tertulis 16 Oktober 1990.
”Para pendiri SD Muhammadiyah ini sekarang tinggal tiga orang. H. Abdul Qohar, H. Fathur Rahman dan saya sendiri,” kata Sukijan yang pernah jadi ketua PCM Kedungpring 2005-2010.
Dia menyatakan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik moral, spiritual, material dalam memajukan sekolah ini. Termasuk Majelis Dikdasmen dan PCM Kedungpring.
Dia menjabat sebagai kepala SD Muhamnadiyah 1 Kedungpring selama tiga periode. Pertama 1981-1984, kedua 1997-2009, ketiga 2009-2019.
Sementara Kepala Sekolah yang baru Nurhadi SE dalam sambutannya mengajak bersama-sama menggembirakan sekolah ini. Dia mengucapkan terima kasih atas dukungan serta motivasi dari para sesepuh Muhammadiyah serta ibu-ibu Aisyiyah.
Ketua Majelis Dikdasmen PCM Kedungpring Sunaryo Adji MSi mengapresiasi dan menyampaikan ucapan terima yang sebesar-besarnya kepada Sukijan MPd yang mengabdikan diri di sekolah ini selama 38 tahun. ”Kami tidak dapat memberikan apa-apa, mudah-mudahan jerih payahnya dibalas Allah dengan balasan yang lebih baik,” katanya.
KH Abdul Qohar yang juga mubaligh berkata, perjuangan Muhammadiyah tidak diragukan lagi dalam bidang pendidikan. ”KH Ahmad Dahlan sebelum mendirikan Muhammadiyah secara resmi telah mendirikan pendidikan dulu. Wah sama dengan Muhammadiyah Kedungpring,” selorohnya yang disambut dengan tawa oleh hadirin.
Dia mengajak kepada semua pihak utamanya keluarga besar Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk memasukkan putra-putrinya, cucu-cucunya di SD Muhammadiyah 1 Kedungpring ini.
Sukijan menuturkan, menjabat kepala SD di sini sekian lama sejarahnya untuk mengupayakan agar sekolah ini tetap operasional. Tahun 1981 waktu ditunjuk jadi kepala SD umurnya 23 tahun dan baru setahun menjadi guru di situ.
“Periode pertama 1981-1984 saat itu kepala sekolahnya meninggalkan tugas. Kemudian dirinya ditunjuk jadi kepala sekolah. Tahun 1983 diangkat PNS tapi bisa menjabat kepala SD ini hingga setahun berikutnya,” katanya.
Jabatan periode kedua tahun 1997-2009, ujar dia, karena kepala sekolahnya mengundurkan diri. Sekolah tidak prospek. Siswanya tinggal 19 anak, mau ditutup oleh Pemkab. PCM menunjuk dia kembali untuk membangkitkan sekolah ini agar tidak ditutup.
”SD Muhammadiyah 1 harus tetap hidup sebab cikal bakal berdirinya lembaga pendidikan berikutnya seperti SMPM 3 pada tahun 1971, TK ABA III tahun 1982, dan SMKM 7 tahun 1997,” ujarnya.
Jadi dia merangkap guru negeri dan kepala sekolah di sini berjuang keras agar tahun berikutnya mendapat murid baru agar tidak ditutup pemerintah. Dengan kerja keras dan dukungan PCM menyerukan agar anak cucunya di sekolahkan di sini akhirnya usahanya berhasil. Sekolah tetap operasional.
Periode ketiga tahun 2009-2019 dia statusnya Diperbantukan (DPK) sebagai kepala sekolah di SD ini hingga pensiun. ”Inilah kondisinya kenapa saya begitu lama di sini,” tuturnya.
Perkembangan SD Muhammadiyah 1 Kedungpring sekarang cukup bagus. ”Dulu bangunan sekolah ini mirip SD Muhammadiyah Gantong dalam film Laskar Pelangi. Persis. Kalau hujan, kepala sekolah dan guru membersihkan air yang membasahi bangku dan lantai karena genteng bocor,” ceritanya.
Sekarang, sambung dia, memiliki dua gedung tingkat dengan jumlah 10 ruang kelas. ”Jumlah siswa semuanya hanya 59 orang,” tambah Sukijan ikut pendirian pra PCM Kedungpring tahun 1985-1990 sebagai sekretaris I kemudian dijabat lagi hingga 2005.
Menurutnya, ini tantangan kepala sekolah baru bagaimana caranya agar masyarakat menyekolahkan anaknya di sini. ”Terutama dukungan warga dan pimpinan Muhammadiyah agar menyekolahkan anak cucunya di sini,” tandasnya.
Menurut dia, prestasi siswa meskipun jumlah sedikit itu tidak kalah SD Negeri di antaranya prestasi akademik seperti juara lomba bidang studi Bahasa Indonesia mewakili kecamatan maju ke kabupaten.
Juara bidang studi Matematika maju ke tingkat Kabupaten Lamongan. Juara menggambar yang diadakan Radar Bojonegoro.
Prestasi non akademik seperti juara II Catur Putri tingkat Kabupaten Lamongan. Juara I Tapak Suci penyelenggara SMPM 1 Babat. Juara III Futsal penyelenggara SMPM 1 Babat. Juara II Sepak Bola usia 11 tahun tingkat Kabupaten Lamongan penyelenggara KNPI.
Juara III Futsal penyelenggara SMPN I Kedungpring. Juara I Futsal penyelenggara SMPN I Kedungpring. Juara I Pantomim Kec. Kedungpring. Juara I Pantomim tingkat Kab. Lamongan. (*)
Penulis Hilman Sueb Editor Sugeng Purwanto