PWMU.CO – Salah satu kegiatan menarik di Family Gathering Ke-8 Keluarga sang Surya di Agro Mulia Prigen Pasuruan, Ahad (29/12/19), adalah belajar pertanian sekaligus panen salak.
Kegiatan yang dipandu langsung oleh pemilik Agro Mulia M. Sulthon Amien bersama istri diikuti oleh puluhan peserta dewasa. Ketika sampai di kebun salak, para peserta tidak sabar untuk segera memetik buahnya.
“Tunggu dulu Bapak-Ibu. Harap bersabar dulu. Saya jelaskan jenis-jenis salak yang ada di kebun ini,” ujar Sulthon mengingatkan para peserta.
Hati-Hati Petik Salak Madu
Di kebun ini, sambungnya, ada salak pondoh yang rasanya manis. Ada juga salak madu. “Tetapi saya sarankan ibu-ibu untuk tidak memetik salak madu, takutnya ibu-ibu nanti dimadu,” candanya disambut tawa peserta.
“Salak madu itu rasanya agak masam dan kulitnya berwarna hijau. Di sini juga ada salak gading. Rasanya agak sepet tetapi baik dikonsumsi oleh penderita diabetes,” papar pendiri Sekolah Alam Insan Mulia itu.
“Ada yang masih belajar berbuah namanya salak masir. Salak jenis ini paling banyak di Bali. Kemudian ada salak UGM. Buahnya besar dan rasanya agak masir. Harga bibitnya mencapai Rp 85 ribu hingga 100 ribu. Itulah agak langka. Padahal bibit jenis lainnya hanya kisaran 15 ribu,” lanjutnya.
Panen Sayuran Agro Mulia
Setelah puas memetik salak, peserta diajak ke green house yang penuh dengan tanaman sayuran. “Monggo Bapak-Ibu boleh memanen sawi, bayam merah, dan bayam hijaunya,” kata Syahroni, staf ahli Agro Mulia yang ikut memandu acara.
“Sawinya tinggal dicabut saja. Satu peserta satu saja ya. Kalau bayamnya silakan dipilih, nanti saya bantu untuk mengguntingnya,” lanjutnya.
Mendapat komando itu, Luluk Humaidah, salah satu peserta langsung beraksi. “Lho ternyata gampang ya nyabut sawinya. Tiwas aku mengeluarkan tenaga ekstra,” ungkapnya.
Cara Menyambung Tanaman
Setelah puas panen sawi dan bayam, peserta diajak untuk belajar cara menyambung tanaman. “Kali ini kita akan belajar menyambung tanaman apokat. Ini sudah ada contohnya. Ada yang batang bawahnya hanya satu, ada yang dua dan ada yang empat,” jelas Syahroni.
Suli Da’im yang mengikuti kegiatan ini bertanya kepada Sulthon Amien. “Pak Sulthon, ini yang batang bawahnya empat dan dua kok bagus ya tanamannya dibandingkan yang batang bawahnya satu?” tanyanya.
“Waduh hati-hati Bu Suli Da’im. Ini pertanyaan Pak Suli kok menjurus poligami,” seloroh Sulthon yang kembali disambut tawa peserta.
Sejurus kemudian Syahroni menjelaskan cara menyambung tanaman. “Siapkan batang bawah dan entres. Entres itu pucuk tanaman dari jenis yang kita sukai. Misal batang bawahnya apokat biasa tetapi entresnya apokat mentega. Maka nanti buahnya adalah apokat mentega,” terangnya.
“Potong batang bawah bagian atas dan belah sedikit di bagian tengah potongan. Potong entres bagian bawah membentuk huruf V. Selipkan entres ke batang bawah kemudian ikat dengan plastik. Jangan lupa bagian atas entres ditutup dengan plastik untuk mengurangi penguapan. Kalau sukses biasanya dalam dua pekan akan terlihat perkembangannya,” urainya. (*)
Kontributor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.