PWMU.CO-SMA Muhammadiyah 1 Gresik (Smamsatu) menyelenggarakan kegiatan Scientific Breeding dan Studi Kesalehan Sosial di Panti Asuhan Yatim Almaun Jl Basuki Rahmat Gg Aspol 89 A Bojonegoro. Kegiatan ini merupakan tahun kedua.
Kegiatan diikuti kelas X ini terbagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama oleh siswa kelas X ICP, X MIPA 2, X MIPA 3, X MIPA 4 beserta 7 guru pendamping pada Jumat-Sabtu (3-4/1/2020).
Sedangkan gelombang kedua diikuti kelas X IBBu, X IPS 1, X IPS 2, X IPS 3 beserta 7 guru pendamping yang akan dilaksanakan Jumat-Sabtu (10-11/1/2020).
Kepala SMA Muhammadiyah 1 Gresik Ainul Mutaqin SP MPd mengatakan, di Panti Asuhan Yatim Almaun siswa bisa belajar kehidupan yang sebenarnya, karena mereka bisa menggali kehidupan yang berbeda di luar sekolah.
”Belum tentu apa yang kita alami itu lebih hebat, karena bisa saja sebaliknya, apa yang dialami yang di sini adalah sesuatu yang lebih hebat,” tuturnya.
Oleh karena itu, siswa perlu belajar memanfaatkan kesempatan ini untuk saling berbagi ilmu dan silaturrahmi serta bersyukur atas nikmat Allah, apapun yang Allah anugerahkan.
Amal Usaha Panti
Sementara itu Mukhlisin, alumnus anak Panti Asuhan Almaun angkatan pertama yang menjadi pengurus dengan rendah hati mengatakan, tidak tahu apa yang menarik dari panti ini sehingga Pak Ainul mengajak murid-muridnya ke sini.
Menurutnya, kami di sini berusaha agar anak-anak panti yang berjumlah 35 ini bisa hidup mandiri. ”Kami ajak mereka bersekolah hingga perguruan tinggi. Namun sebelum dan sepulang sekolah mereka harus bekerja di amal usaha panti,” ujarnya.
Dijelaskan, panti ini tidak sekadar panti, tetapi Panti Pesantren Mandiri. Hal ini karena ada unsur wirausahanya dan pembelajarannya ada tahfidhul Quran.
Mukhlisin mengatakan, amal usaha yang dimiliki panti ada empat. Pertama, bidang pertanian. Ada pertanian padi, rumput gajah, jagung dan lain-lain.
Kedua, peternakan ada penggemukan sapi dan kambing, sapi perah dan kolam ikan. Ketiga, bidang wirausaha, ada pembuatan dan pemasaran tempe, pengolahan susu, pengolahan kotoran sapi menjadi biogas dan kompos serta warung makan Hatmi.
Warung makan Hatmi adalah singkatan dari sehat, lezat dan alami. “Yang memberi nama Pak Suyoto, waktu itu jadi Bupati Bojonegoro,” tambahnya.
Warung Hatmi letaknya di belakang MBS (Muhammadiyah Boarding School) menyajikan menu organik hasil pertanian dan peternakan panti. “Nasinya berasal dari beras organik yang kita tanam sendiri. Termasuk ikannya. Pupuknya berasal dari kompos. Komposnya dihasilkan dari sisa pengolahan biogas,” terangnya.
Keempat, SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum ). Ada dua SPBU di Bojonegoro yang sebagian sahamnya milik Panti Asuhan sehingga Panti mendapat keuntungan sekitar 65 juta per tahun. (*)
Penulis Estu Rahayu Editor Sugeng Purwanto