PWMU.CO-Duta Rumah Belajar Jawa Timur Raden Roro Martiningsih MPd menjelaskan portal Rumah Belajar dan Microsoft Office 365 ketika menjadi narasumber di SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Sabtu (4/1/20).
Kegiatan ini diikuti oleh 56 guru sekolah Muhammadiyah se- Kecamatan Manyar. Di antaranya SDMM, MI Muhammadiyah I Gumeno (Mimsagum) dan MI Muhammadiyah 2 Karangrejo (Mimdaka).
Dia mengatakan, portal Rumah Belajar merupakan bentuk inovasi pembelajaran di era industri 4.0 yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
Berbagai fitur disediakan dalam rumah belajar. Pertama, Sumber Belajar yang menyediakan materi ajar untuk siswa dan guru dengan terstruktur baik dalam bentuk animasi atau video yang menarik.
Kedua, Kelas Digital yang dikembangkan khusus untuk memfasilitasi proses pembelajaran virtual atau tanpa tatap muka antara siswa dan guru yang bisa diakses kapan saja.
Ketiga, Bank Soal yang berisikan kumpulan soal dan materi evaluasi siswa berdasarkan topik ajar. Keempat, Laboratorium Maya yang didalamnya disajikan simulasi praktikum laboratorium secara interaktif dan menarik.
Selain tentang rumah belajar, ia juga menjelaskan tentang Microsoft office 365, kinerja office ini lebih maksimal dan akan memudahkan penggunanya ketika mengerjakan berbagai tugas dengan aplikasi yang tersedia di Microsoft 365.
Contohnya ketika kita sedang mengerjakan tugas di word Microsoft 365 lalu tiba-tiba ada hal yang mendadak sehingga terburu-buru dan kita lupa untuk menyimpan dokumen tersebut, maka dokumen itu akan tetap aman dan otomatis tersimpan.
Roro, sapaan akrabnya, tak hanya mengisi acara pengembangan media pembelajaran dan pengenalan rumah belajar kerja sama dengan Microsoft, beliau juga memberikan akun Microsoft 365 kepada 56 guru yang hadir secara gratis.
“Guru-gurunya sangat antusias, semua melaksanakan apa yang saya arahkan dan dari 56 guru, baru 2 guru yang mengenal apa itu rumah belajar,” ungkapnya.
“Saya juga ingin seluruh guru di Indonesia ini dapat menggunakan teknologi dengan baik dan mengikuti arus revolusi industri 4.0,” harapnya.
Teknologi tidak dapat menggantikan seorang guru, tetapi guru yang tidak mengerti teknologi akan tergantikan. (*)
Penulis Riza Ardiyanti Editor Sugeng Purwanto