PWMU.CO-Tak kurang 700 warga dan simpatisan Muhammadiyah memenuhi Graha Ahmad Dahlan mengikuti Kajian Ahad Pagi Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Probolinggo, Ahad (5/1/2020).
Ketua PDM Drs H Masfu’ dalam sambutannya menyampaikan, di penghujung tahun 2019 Persyarikatan Muhammadiyah berduka dengan dipanggilnya oleh Allah swt, Prof Dr Bahtiar Effendi dan Prof Dr Yunahar Ilyas. ”Semoga keduanya husnul khotimah,” katanya.
Di tahun 2020, sambung dia, semoga Muhammadiyah Kota Probolinggo semakin mendapat kepercayaan masyarakat. ”Melihat saat perayaan resepsi milad Muhammadiyah ke 107 di GOR Mastrip bulan yang lalu masyarakat memahami bagaimana langkah-langkah persyarikatan ini,” jelasnya.
Penceramah Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr Saad Ibrahim menyampaikan, sebelum UUD 1945 dibuat, orang-orang Muhammadiyah telah terbiasa menggunakan ungkapan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kata cerdas, sambung dia, potensi ini diberikan oleh Allah untuk menjadi orang-orang yang cerdas. Karena Allah telah menyerahkan bumi seisinya kepada manusia.
”Orang cerdas dalam Islam dapat menghubungkan hidayah yang dari dalam dan dari luar, dan mampu berpikir apa yang dia lakukan itu dapat bermanfaat atau tidak bagi orang lain. Apabila perbuatan yang kita lakukan itu bermanfaat lantas ditiru oleh orang lain, maka selama hal tersebut dilakukan kita akan selalu mendapat bagian pahala,” tuturnya.
Saad kemudian bercerita, ada sekelompok orang dari Bani Mudhar datang kepada Nabi Muhammad. Tampak pakaian mereka kusam terlihat kalau mereka dari kelompok orang miskin. Lantas dengan wajah murung Nabi masuk ke dalam rumahnya untuk melihat apa yang akan diberikan kepada mereka.
”Setelah keluar dari rumahnya beliau juga tampak murung, karena di dalam rumahnya tidak menemukan apa-apa yang bisa diberikan,” ujarnya.
Bersamaan waktu Duhur, cerita Saad, Nabi memanggil Bilal bin Rabah untuk adzan. Lantas melaksanakan shalat berjamaah. Sementara orang-orang Bani Mudhar diam melihat Nabi bersama para sahabat melaksanakan shalat. Rupanya mereka bukan orang Islam.
Selesai shalat, Nabi membacakan dua surat. Pertama surat Annisa’ ayat 1. Artinya, bertakwalah kepada Allah yang dengan namanya kamu saling meminta dan (periharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.
Kedua, membaca surat Al-Hasyr ayat 18. Artinya, wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.
Setelah Nabi menyampaikan dua ayat itu, lantas para sahabat pulang ke rumah masing-masing. Tak lama kemudian mereka kembali dengan membawa berbagai macam makanan dan harta yang mereka punya. Semuanya ditaruh di sebelah kanan Nabi untuk diserahkan kepada sekelompok Bani Mudhar.
Akhirnya tampaklah wajah Nabi berseri menyerahkan makanan dan harta itu kepada mereka. Setelah mendapatkan hadiah dari Nabi itu, kemudian rombongan Bani Mudhar menyatakan masuk Islam. (*)
Penulis Hanafi Editor Sugeng Purwanto