PWMU.CO – Satu acara dengan tiga agenda. Itulah yang bisa dilihat dari kegiatan pertama masuk sekolah di SMA Muhammadiyah 2 Pucang Surabaya, (18/7). Senyampang masih bulan Syawal, acara itu dinamakan Halal bi Halal guru dan juga siswa SMAMDA 2 Pucang, Jl. Pucang Anom 91 Surabaya. Karena masuk pertama bagi siswa baru, acara inipun dirangkai sebagai pembukaan Forum Ta’aruf dan Orientasi Siswa (Fortasi) baru tahun pembelajaran 2016/2017.
“Mumpung bulan Ramadhan belum lewat terlalu lama, marilah kita kembali mengingat hakikat puasa sebagai upaya menahan atau mengendalikan diri,” begitu pesan narasumber acara, DR dr Sukadiono. Menurut dokter yang rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSby) ini, kemampuan menahan marah sesungguhnya sangat banyak manfaatnya bagi kesehatan fisik
(Baca: Menjadikan SMA Rasa SMK dan Sekolah Muhammadiyah Harus Berkualitas untuk Menjawab Tantangan Jaman)
“Ketika seseorang marah, maka akan membuat hormon noradrenalin berproduksi lebih banyak. Saat Noradrenalin ini semakin banyak maka akan menyebabkan pembuluh darah semakin sempit sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh,” jelasnya. Selain itu, marah juga membuat jumlah oksigen aktif atau yang dikenal dengan radikal bebas juga meningkat.
“Zat ini juga berbahaya bagi tubuh.Jka terjadi penyempitan pembuluh darah, akan menyebabkan tekanan darah meningkat dan juga mengambat aliran darah. Hal ini sangat membahayakan organ tubuh kita, terutama jantung dan otak. Sehingga marah yang tidak terkendali bisa menyebabkan terjadi serangan jantung atau stroke,” jelas Suko tentang dampak negatif dari marah untuk kesehatan. “Maka orang yang suka marah dan emosi, daya tahan tubuhnya lebih rendah, ia akan mudah terserang penyakit,” urai Suko.
(Baca: Penjelasan Medis tentang 9 Manfaat Puasa untuk Kesehatan dan 7 Penyakit Ini Bisa Disembuhkan dengan Puasa)
Sebaliknya ketika seseorang bisa bersabar, berpikiran positif, dan tersenyum, kata Suko, maka akan mengakibatkan hormon beta endorfin meningkat. Hormon ini sangat berpengaruh terhadap daya tahan tubuh. “Jika hormon ini diproduksi banyak maka akan meningkatkan semangat bekerja, menunda penuaan, melawan racun yang ada pada tubuh, dan berbagai manfaat lainnya,” jelas mantan Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah KH Mas Mansyur Surabaya ini.
Karena itu, Suko mengajak semua guru, karyawan, dan siswa SMAMDA Surabaya ini memahami dan mempraktikkan hakikat berpuasa Ramadhan yang barusan berlalu. Yaitu berusaha selalu sabar dan ikhlas dalam menghadapi segala persoalan hidup. Sebuah sikap yang membuat hormon betaendorfin diproduksi dalam jumlah banyak. “Orang demikian akan memiliki tubuh yang sehat karena daya tahan tubuhnya sangat kuat.”
(Baca: Penjelasan Ilmu Otak Kenapa Orang yang Kelupaan Mudah Ingat saat Shalat dan Senyum 227, Senyum yang Ideal dan Tulus)
“Hubungan antara kesabaran dan kesehatan ini sengaja kami pilih sebagai tema Halal bi Halal dan Fortasi siswa baru sebagai bekal untuk menghadapi tantangan zaman. Sebab, dalam zaman yang tidak menentu ini, selain kecerdasan otak, kesuksesan juga ditentukan oleh kecerdasan spiritual,” jelas Kepala SMAMDA Surabaya, Mas’ad Fachir MT.
Fortasi sendiri diikuti oleh 330 siswa baru, sesuai dengan jumlah siswa yang lulus. Angka 330 memang dipatok oleh sekolah karena sesuai dengan ruang kelas yang tersedia. Selamat menempuh pendidikan di SMA Rujukan Nasional! (lazuardy arkoun)