PWMU.CO – Wakil Dekan II Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Muhammad Shohib SPsi MSi menekankan pentingnya citra diri (self image) bagi kepala sekolah/madrasah.
“Secara konseptual citra diri merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan,” ujarnya.
Hal itu dia sampaikan dalam Rapat Koordinasi dan Workshop Kepemimpinan bagi Kepala Sekolah/Madrasah Muhammadiyah Se-Kabupaten Lamongan, Selasa (7/1/19). Acara digelar Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan di Hotel Selecta Batu, Senin-Selasa (6-7/1/20) pagi.
5 Modal Citra Diri Positif
Menurut Muhammad Shohib, modal kompetensi citra diri kepala sekolah/madrasah yang harus diperhatikan adalah lima hal.
Pertama, bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Kedua, menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur dan berakhlak mulia. Ketiga, menjadi pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa.
Keempat, menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri. “Dan kelima, menjunjung tinggi kode etik profesi guru,” jelasnya pria asal Lamongan itu.
Dia mengatakan, citra diri harus dibangun oleh kepala sekolah/madrasah mulai saat ini untuk menjadi citra diri positif (positive self-image). “Maka hasil bangunan tersebut akan mempermudah karir seseorang,” ujar Muhammad Shohib.
Seseorang, sambungnya, akan memandang positif kepada kemampuan diri dengan melihat kelebihan diri lebih dahulu, bukan mencari kekurangannya.
“Dengan berpikir positif pada diri, membuat dirinya akan menjadi berharga,” jelas dia. “We are what we think. Kita adalah sebagaimana yang kita pikirkan tentang diri Kita sendiri.”
Menurutnya, citra diri positif secara alamiah akan membangun rasa percaya diri yang merupakan salah satu kunci sukses kepala sekolah/madrasah.
“Pada akhirnya mengahasilkan dan akan mendorong semangat juang yang tinggi, mampu membawa perubahan positif, dan dapat mengubah krisis menjadi keberuntungan,” ungkap dia.
Sesi kali ini acara lebih komunikatif dan suasana acara lebih mencair karena pemateri menjelaskan sekilas tentang konsep kompetensi kepribadian dan sosial.
Muhammad Shohib juga banyak memberi contoh-contoh kasus yang akan dihadapi kepala sekolah/madrasah mengenai masalah kepribadian dan sosial. Dia juga memberikan kesempatan yang luas untuk bertanya dan sharing kepada peserta. (*)
Kontributor/Penulis Ali Efendi. Editor Mohammad Nurfatoni.