PWMU.CO–Wakil Ketua PWM Jatim Prof Dr Achmad Jainuri MA dengan gurau mengatakan, materi yang diminta panitia untuk mengisi Rapat Koordinasi dan Workshop Kepemimpinan bagi Kepala Sekolah/Madrasah Muhammadiyah se Kabupaten Lamongan ini sangat berat.
Materinya, kata dia, Pencerahan dan Penguatan Kompetensi Ideologi Gerakan Muhammadiyah. Peserta orang Muhammadiyah Lamongan. Apalagi kepala sekolah. ”Apakah masih diragukan kompetensi ideologi Kemuhammadiyahan orang Lamongan?” selorohnya yang mengundang tawa hadirin.
”Sebab Lamongan itu gudangnya tokoh dan pemikir Muhammadiyah yang menyebar ke nusantara,” tandas Ahmad Jainuri yang disampaikan dalam Rakor dan workshop di Selecta Kota Batu, Senin (6/1/2020).
Dia menjelaskan, pencerahan dimaknai sebagai suatu yang memberikan pengetahuan dan pemahaman berkemajuan dari rumusan ideologi yang aplikable menjawab tantangan perkembangan.
Sedangkan kompetensi, sambung dia, merupakan kemampuan yang dimiliki untuk merumuskan ideologi dan mengaplikasikannya dalam program gerakan.
”Ideologi merupakan sebuah sistem ide yang digali dari sumber nilai agama (Islam), keyakinan serta tradisi untuk menjawab persoalan yang dihadapi oleh masyarakat,” ujarnya.
”Jadi ideologi merupakan rumusan tentatif dan bisa berubah sesuai dengan tuntutan perkembangan, serta tidak sakral seperti kitab suci Alquran. Dengan penjelasan awal ini supaya peserta Rakor dan Workshop selanjutnya tidak gagal paham,” tambahnya.
Sumber ideologi Muhammadiyah itu, sambung dia, berasal dari nilai-nilai ajaran Islam dan pemikiran kontemporer para elite Muhammadiyah. Ideologi Muhammadiyah disimpulkan dari AD/ART, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM), Manhaj Muhammadiyah, Himpunan Putusan Tarjih (HPT), Pedoman Hidup Muhammadiyah.
”Dari sumber itu dapat dirumuskan konsep untuk merevitalisasi visi dan karakter bangsa sebagai agenda Indonesia ke depan,” tuturnya.
Dia menjelaskan tiga fungsi ideologi Muhammadiyah. Pertama, sebagai alat untuk melihat kondisi yang ingin diubah, merasionalkan pandangan, ide, gagasan, dan program persyarikatan.
Kedua, sebagai alat untuk mempertahankan diri dan untuk menghadapi serangan lawan. Ketiga, justifikasi filosofis bagi tujuan gerakan.
”Dengan rumusan ideologi Muhammadiyah diharapkan menjadi landasan sikap perilaku dan kompetensi bagi kepala sekolah-madrasah semakin meningkat,” katanya.
Ideologi tersebut juga menjadi dasar wawasan keislamanan yang luas, berakidah Islam yang kuat, memiliki sifat humanis, pluralitas, dan toleransi.
”Bekal ideologi Muhammadiyah sangat urgen bagi kepala sekolah/madrasah untuk mengembangkan amal usaha dengan kerja yang ikhlas dan berlomba untuk menghidupkan Muhammadiyah,” tandasnya.
Penulis Ali Efendi Editor Sugeng Purwanto