PWMU.CO-Kabar duka menyelimuti keluarga besar Lazismu. Sabtu (11/1/2020) pagi di beberapa grup Whatsapp aktivis Muhammadiyah Jatim beredar kabar Wakil Ketua Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Bidang SDM dan Kelembagaan Agus Edy Susanto telah meninggal dunia Jumat (10/1/2020) malam pukul 21.11 di RS Harapan Kita Jakarta.
Dihubungi PWMU.CO melalui telepon, Ketua Lazismu PP Muhammadiyah Hilman Latief MA PhD menceritakan, sebenarnya Jumat malam pukul 19.00 dia sudah berada di Bandara Juanda Surabaya. Mestinya ikut mengawal Dr Saad Ibrahim, Prof Thohir Luth dan drh Zainul Muslimin untuk suatu acara di Bali.
Tetapi sekitar pukul 10 malam Hilman mendapat kabar Agus Edy Susanto, pria kelahiran Situbondo, meninggal dunia. “Saya putuskan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada beliau, karena beliau adalah Wakil Ketua Lazismu,” ungkapnya.
Sabtu pagi sekitar pukul 07.00, Hilman sudah tiba di Bandara Soekarno-Hatta. “Ini saya sedang menunggu taksi untuk menuju rumah duka di Tji Liwoeng Coffee, Jalan Pucung Raya No. 12 A, RT 11 RW 02, Bale Kambang, Kramat Jati, Jaktim,” jelasnya.
Membela Korban Penggusuran
Menurut Hilman, Agus adalah pribadi yang sangat bersemangat, punya latar belakang aktivis HMI dan kegiatan advokasi yang kuat.
Semasa mahasiswa STF Driyarkara dia aktif tahun 1980-an dia aktif demonstransi menentang rezim otoriter Soeharto.
“Di Lazismu almarhum sering mengingatkan saya untuk bisa membawa Lazismu lebih perhatian ke kelompok-kelompok pinggiran, termasuk korban penggusuran, yang kita belum sempat ke level itu. Beliau concern sekali, seperti penggusuran di Yogya dan Jateng. Sampai akhirnya kita pelan-pelan menangani itu,” paparnya.
Almarhum, sambungnya, juga perhatian besar kepada kelompok difabel. “Beliau punya mitra dari teman-teman tunanetra di Jakarta dan berbagai daerah. Beliau terus mendampingi mereka dengan atau tanpa dukungan Lazismu. Sehingga Lazismu juga pelan-pelan mengangkat isu-isu itu,” imbuhnya.
Selain itu, lanjutnya, Agus Edy juga perhatian pada kelompok marginal. “Bukan hanya korban penggusuran, tetapi juga orang-orang di daerah pinggiran yang kurang mendapat akses air bersih dan pendidikan,” jelasnya.
Membina Profesionalisasi Amil
Sebagai Wakil Ketua Bidang SDM dan Kelembagaan, almarhum juga berjasa mengantarkan Lazismu mendapatkan penghargaan dari Forum Zakat (FOZ). “Lazismu terpilih sebagai lembaga amil dengan amil kompeteter terbanyak atau amil tersertifikasi terbanyak. Dan beliau kerja keras untuk itu,” terangnya.
Hilman menambahkan, satu tahun terakhir Agus Edy menggantikan dia kunjungan ke daerah-daerah seperti Jatim, Jabar, Nusa Tenggara dan lainnya. Memang dia punya riwayat sakit jantung dan sempat opname di RS Elisabeth Situbondo.
Menurut catatan Himan, almarhum merupakan mantan aktivis kemanusiaan. “Saat gempa Aceh lama sekali di sana. Istrinya yang sekarang adalah salah satu korban gempa Aceh,” tuturnya.
Baginya, Agus Edy punya jaringan yang luas. Masuk ke dalam kelompok-kelompok demokrasi. Dia penggerak demonstrasi era 1980 – 1990-an. Bahkan 3 tahun terakhir Agus juga memimpin demo. ”Dia itu Orang Jalanan yang kita tidak punya banyak kader yang bisa bermain di level itu,” paparnya.
Hilman menambahkan, almarhum punya perhatian khusus tentang lansia. “Dan mengamanatkan ke saya agak serius di level itu,” ungkapnya.
Ketika ada kelompok lansia atau Panti Wreda di suatu tempat, ujarnya, maka dicari yang punya Muhammadiyah dan Aisyiyah. “Jadi mengingatkan kita bahwa kita punya banyak lembaga yang mengurus lansia. Anda punya perhatian gak?” kenangnya.
Yang istimewa bagi Hilman, almarhum banyak sekali mengingatkan tentang hal-hal yang di luar mainstream Lazismu. “Ini penting agar kita punya aktivis seperti beliau yang matanya lebih tajam dalam melihat kelompok-kelompok yang perlu,” tegasnya.
Dia masih sangat ingat almarhum memintanya untuk memajukan Lazismu di Bali dan Jatim khusus Madura. “Tahun 2020 sudah diprioritaskan untuk kunjungan ke beberapa daerah yang Lazismunya belum hidup seperti Maluku, Papua dan beberapa daerah di Sulawesi. Jadi beliau akan turun bersama saya. Tetapi tampaknya tidak bisa terjadi dan tetap akan kita teruskan gagasannya,” tuturnya. (*)
Penulis Sugiran Editor Sugeng Purwanto