PWMU.CO-Rumah di Jl. Trunojoyo Sidoarjo itu tampak ramai. Hampir seluruh pimpinan dan anggota Muhammadiyah hadir. Mereka takziyah dan memberikan penghormatan terakhir kepada dokter Ahmad Amat Mulia Asnar (70) yang wafat pada Jumat (10/1/2020) pukul 19.15 di RSUD Sidoarjo.
“Dokter Ahmad Amat Mulia Asnar adalah dokter yang langka. Karena spesialisasi dokternya dan pelayanan kepada masyarakat,” kata Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Masyhud SM saat memberikan sambutan pelepasan jenazah.
Dokter Asnar, begitu panggilan akrabnya. Pasiennya terdiri dari semua kalangan. Orang kaya, menengah dan masyarakat miskin. “Masyarakat kurang mampu tetap dilayani dengan optimal, bahkan selain tidak bayar malah diberi bantuan oleh dokter Asnar,” cerita Masyhud lagi.
Muhammadiyah sangat berutang budi kepada dokter Ahmad Amat Mulia Asnar karena selama hidup mengabdi dengan sepenuh hati kepada persyarikatan.
“Saat menjadi direktur Rumah Sakit Muhammadiyah, dokter Asnar tidak mau menerima gaji. Namun beliau tetap bekerja secara profesional,” lanjut ahli Kristologi ini.
Lantaran tidak mau menerima gaji, sambung dia, Muhammadiyah kemudian memberikan imbalan khusus dengan setengah memaksa agar diterima. “Namun apa yang terjadi? Setelah uang diterima besoknya sudah dibelikan perabot rumah sakit yang masih kurang,” kenang muballigh hijrah ini.
Di mata kolega, dokter Ahmad Amat Mulia Asnar adalah pribadi yang luar biasa. Pekerja keras disiplin, dan rendah hati. Menurut Utusan Khusus Kepresidenan Bidang Dialog dan Keagamaan Prof Syafiq A. Mughni, dokter Asnar sosok pekerja keras.
“Dokter Asnar salah satu aktivis senior Muhammadiyah di Sidoarjo, yang mengabdi untuk mengembangkan gerakan di bidang kesehatan. Pekerja keras dan disiplin dalam mengawal aset. Beliau ikut berperan dalam menjaga khittah perjuangan Muhammadiyah. Kita sangat kehilangan, beliau telah mendahului kita,” tutur Ketua PP Muhammadiyah ini.
Kesan Rektor Umsida
Sementara Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Dr Hidayatullah mengatakan, dokter Asnar betul-betul memberikan pelayanan optimal, termasuk kepada masyarakat kurang mampu.
Menurut dia, Muhammadiyah Sidoarjo kehilangan pejuang yang sangat gigih di bidang kesehatan. “Kiprah beliau di Majelis Kesehatan sangat besar. Demikian juga semangat beliau dalam membantu warga yang perlu mendapat pertolongan kesehatan sangat mengagumkan. Beliau sangat baik dalam memberikan pertolongan kepada semua pasien dari semua kalangan, tak terkecuali pasien kurang mampu tetap mendapat pelayanan terbaik,” tutur pria yang pernah menjadi Kepala Smamda Sidoarjo ini.
Lain lagi pengalaman Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Sidoarjo Zubaidah. Dia mendapatkan pendampingan kesehatan hingga betul-betul sembuh.
“Saya kenal beliau sebagai orang yang sangat baik dan peduli. Hal tersebut tecermin dari tindakannya yang sering membantu orang-orang yang tidak mampu dan sangat responsif ketika ada pasien yang membutuhkan. Tanpa peduli waktu. Hal itu pernah saya alami sendiri, beliau mendampingi sampai tuntas, sangat humoris dan low profile,” kata perempuan yang biasa dipanggil Bu Zubby.
Kini dokter yang amat mulia itu telah pergi Semoga semua amal ibadahnya diterima dan kesalahannya diampuni Allah SWT. “Semoga Allah melahirkan kembali dokter Asnar baru yang berjuang untuk umat dan bangsa,” pungkas ustadz Masyhud. (*)
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto