PWMU.CO – Haedar Nashir berpesan kepada para santri Pondok Pesantren SPEAM Kota Pasuruan agar menjadi kader Muhamamdiyah Ulul Albab.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nasir MSi menyampaikan pesan itu dalam acara peletakan batu pertama pembangunan asrama putra Pondok Pesantren SPEAM (Sekolah Pesantren Entrepreneur Almaun Muhammadiyah), Selasa (14/1/20).
Kunjungan Haedar Nashir di SPEAM itu satu rangkaian dengan parayaan Milad Ke-107 Muhammadiyah yang diadakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Pasuruan. Tampak hadir menemani Haedar Nashir Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr dr Sukadiono MM dan Sekretaris PWM Jawa Timur Ir Tamhid Masyhudi.
Haedar Nashir beserta rombongan dari PWM Jawa Timur tiba di lokasi acara pada pukul 09.00 WIB. Mereka disambut oleh jajaran PDM Kota Pasuruan, pimpinan SPEAM, dan santri dan santriwati yang sudah berbaris rapi sejak pukul 08.00 WIB.
Acara peletakan batu pertama diawali dengan ucapan selamat datang yang disampaikan oleh Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2) PDM Kota Pasuruan Drs H Ali Fauzi MAg. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan oleh Prof Haidar sekaligus penandatanganan prasasti dan dilajutkan dengan peletakan batu pertama.
Muhammadiyah Hadir di Kalangan Non Muslim
Haedar Nashir sangat senang bisa hadir di Pondok Pesantren SPEAM. Dia berharap SPEAM bisa menjadi uswah hasanah dalam dunia pendidikan Islam di Pasuruan, bahkan menjadi kekuatan dan keunggulan Muhammadiyah di tingkat nasional dan global.
Dia menyatakan, Muhammadiyah telah banyak berkontribusi tidak hanya di bidang pendidikan tetapi juga kesehatan dan sosial. Persyarikatan ini tidak hanya hadir di tengah umat Islam tetapi juga hadir di kalangan non muslim.
Seperti di Sorong Papua punya Institut Muhammadiyah Sorong . ”Apa sih urusan kita di sana. Kita minoritas tetapi kita bangun sekolah, bangun rumah sakit, bangun layanan kesehatan,” kata Haedar Nasir. ”Belum lagi PCIM yang ada di luar negeri.”
Dia juga mengingatkan agar bijak memanfaatkan teknologi HP yang canggih. ”Jika tidak berhati-hati akan membunuh perasaan kita. Naluri budaya kita dan sensitivitas kemanusiaan kita, mari kita budayakan gerakan bermedsos dengan tradisi iqra untuk mencerdaskan akal budi dan pikiran,” tandasnya.
Pesan Ulul Albab Haedar Nashir
Guru Besar Bidang Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini berpesan kepada para pimpinan dan guru SPEAM untuk menanamkan Islam yang komprehensif.
“Tanamkan nilai-nilai Islam yang komprehensif, dalam tarijih itu disebut dengan bayani, burhani, dan irfani. Agar anak-anak kita yang ada di SPEAM ini menjadi generasi Islam yang memahami Islam secara mendalam, luas, komprehensif, dan tidak parsial,” pesannya.
Kepada para santri SPEAM, Haedar Nashir memberi bekal untuk menjadi kader Muhamamdiyah yang ulul albab. “Jika kalian ingin menjadi generasi Muslim Muhammadiyah yang ulul albab, maka harus punya niat yang kuat, niat menjadi kader Muhammadiyah yang unggul diatas rata-rata,” kata dia..
Yang kedua, badlul juhdi, mengerahkan segala kemampuan. “Tidak ada orang yang sukses dengan malas-malasan. Tidak ada orang yang sukses dengan instan. Dan tidak ada orang yang sukses tanpa kerja keras. Kalian harus menjadi anak-anak yang gigih, tanpa diperintah oleh guru, orangtua dan siapa pun,” urainya.
Yang ketiga, harus berakhlak mulia. “Orang jujur, tabligh, amanah, dan fatanah itu insyaallah akan dicintai oleh siapa pun, hatta oleh yang non-Muslim dan orang yang tidak suka dengan kita,” katanya. Haedar Nashir juga mengatakan bahwa selain dicintai oleh siapapun, orang jujur akan sukses dan barakah hidupnya.
Yang terakhir, harus menjadi mujahid dakwah dan mujadid gerakan Muhammadiyah. “Di tangan kalianlah, Islam, Muhammadiyah, dan bangsa berada. Karena itu jadikan hari ini sebagai moment untuk membangkitkan azzam dan iradah untuk menjadi generasi ulul albab Muhammadiyah,” tuturnya. (*)
Kontributor Dadang Prabowo, Choiruman, Nur Najman. Editor Mohammad Nurfatoni.