PWMU.CO–PCIM Malaysia menjadi tempat Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional untuk 33 mahasiswa perguruan tinggi Muhammadiyah selama Januari hingga Februari 2020.
Ada enam perguruan tinggi yang mengikutkan mahasiswanya KKN internasional di Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia di Kuala Lumpur ini.
Enam perguruan tinggi itu adalah Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) yang menggandeng UHAMKA Jakarta, UM Palu, UM Luwuk, UM Kupang dan UM Rapang.
Rombongan ditemani oleh Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Dr Suwarno MSi sampai di Malaysia pada Selasa (14/1/2020).
Menurut Suwarno, KKN Internasional merupakan kesinambungan kesuksesan KKN tahun 2019 yang lalu. Jadi ini KKN yang kedua kalinya.
Internasionalisasi Muhammadiyah
Ketua PCIM Malaysia Dr Sonny Zulhuda menyambut kedatangan mereka pada pembukaan KKN di Rumah Dakwah Muhammadiyah di Gombak, Kuala Lumpur pada Rabu (15/1/2020).
Dalam sambutannya Sonny menyampaikan terima kasih atas amanat yang dilimpahkan oleh penyelenggara terutama dari UMP.
“Pak Rektor UMP Dr Anjar Nugroho sudah WA saya dan menitipkan anak-anak kepada PCIM Malaysia. Maka PCIM akan berupaya sebaik-baiknya membimbing program KKN tersebut,” ungkapnya.
KKN Internasional ini penting, lanjutnya, tidak hanya untuk mahasiswa dan warga sasaran, namun bagi PCIM Malaysia sendiri karena program ini sejalan dengan agenda internasionalisasi Muhammadiyah.
“Melalui KKN Internasional ini PCIM Malaysia turut serta memfasilitasi generasi muda Muhammadiyah untuk lebih mengenal lapangan dakwah regional dan antarbangsa,” jelas pria yang juga dosen Fakultas Hukum International Islamic University Malaysia ini.
Sebagai hasilnya kelak, sambungnya, para peserta diharap kembali ke tanah air dengan membawa visi global keumatan yang menjadi stimulus penting dalam memajukan pola pikir dan pergerakan mereka ke depan.
“Visi global keumatan akan menjadi faktor pembeda bagi pemimpin di masa mendatang. Mereka tidak akan gugup atau sungkan untuk mengetengahkan diri mereka di kancah interaksi antarbangsa,” terangnya.
Dua Sasaran KKN
Sementara itu Ketua Panitia Penerimaan KKN 2020 Muliadi ME bertekad menjayakan KKN Internasional ini dengan sebaik-baiknya.
Menurut Muliadi secara kuantitas telah terjadi peningkatan dibanding tahun sebelumnya. “Jumlah peserta meningkat dari 17 menjadi 33 mahasiswa. Jumlah universitas peserta bertambah dari 1 menjadi 6. Titik penginapan dari 1 menjadi 3 dan titik kegiatan dari 3 menjadi 6. Diharapkan kualitas KKN juga berkembang signifikan,” urainya.
Tahun ini, lanjutnya, ada tiga kategori sasaran KKN. “Pertama warga Muhammadiyah di Malaysia. Di sekitar KL saja jumlah yang aktif ada ratusan. Bahkan seribuan orang yang terpusat di beberapa kantong seperti Kampung Baru, Gombak, Pandan, Ampang, Kepong maupun Klang Lama. Merekalah sasaran utama mahasiswa KKN ini,” papar pria yang juga Ketua Majelis Pendidikan, Seni dan Olahraga PCIM Malaysia ini.
Sasaran kedua, sambungnya adalah warga Indonesia umum di Malaysia dan sasaran ketiga warga lokal sendiri yaitu orang Malaysia. “Ini termasuk warga TKI, anak-anak sekolah Indonesia dan juga orang suku pedalaman Malaysia,” rincinya.
Kegiatan KKN yang akan berlangsung sebulan, ujarnya, akan menghadirkan banyak program menarik. “Ada seminar kewirausahaan, gerakan literasi, gerakan menabung sejak dini dan praktik berbahasa Inggris,” jelas pria yang juga mahasiswa S-3 Ekonomi Islam di Universiti Malaya ini.
Selain itu, menurutnya, ada juga acara olahraga dan jalan sehat. “Ada juga gotong royong, pelatihan sanitasi lingkungan dan bank sampah menjadi agenda yang sangat bermanfaat bagi warga sasaran KKN,” tuturnya. (*)
Penulis Sugiran Editor Sugeng Purwanto