PWMU.CO – Kurikulum Merdeka Belajar yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim dikaji oleh guru SMPM 8 Benjeng bersma guru Spemdalas.
Kepala Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah (SMPM) 8 Benjeng, Gresik, Istandi Ajudin MPd mengatakan, perubahan prinsip mutaalim perlu direspon dengan cepat oleh guru-guru Muhammadiyah.
“Tanpa adanya gerakan perubahan ini maka sekolah Muhammadiyah akan jalan di tempat dan atau hanya tinggal nama,” kata Istandi Ajudin saat membuka kegiatan Workshop Kurikulum Merdeka Belajar, Sabtu (18/1/20).
Kegiatan ini dapat terlaksana atas kerjasama kemitraan SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) dengan SMPM 8 Benjeng Gresik. Spemdalas mengirimkan dua gurunya dalam kegiatan untuk peningkatan kompetensi SDM dan pengembangan mutu pembelajaran ini. Yaitu Anis Shofatun SSI MPd dan Siti Uswatul Jannah SPd.
Sekolah Muhammadiyah Siap Hadapi Perubahan
Istandi Ajudin menyampaikan, berbagai bentuk perubahan kebijakan dari pemerintah akan memunculkan sebuah dinamika dalam organisasi termasuk sekolah. Namun sekolah Muhammadiyah biasa dengan berbagai perubahan ini.
Justru dengan dinamika inilah dapat menjadi peluang sekaligus tantangan untuk berinovasi dalam menyajikan layanan pembelajaran terbaiknya.
“Kita perlu membiasakan ada kegiatan baru untuk menumbuhkan semangat. Tanpa itu sekolah tidak akan maju karena tidak ada gerakan atau bahkan hanya tinggal nama,” kata Ketua Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Kabupaten Gresik itu.
Dia mengatakan, saat ini prinsip mutaalim atau kegiatan belajar mengajar sudah mengalami pergeseran. “Dulu bersifat sentralistik dengan menjadi guru sebagai satu-satunya sumber belajar. Saat ini kebebasan mengelola informasi yang diperoleh dari segala sisi. Makanya sebagai guru Muhammadiyah harus terus meng-update dan meng-upgrade diri,” ajaknya.
Di aula SMPM 8 Benjeng yang terletak di lantai dua itu, Istandi menyampaikan perlu merespon kebijakan yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim.
“Perubahan itu hal yang biasa bagi Muhammadiyah. Strateginya adalah merespon positif dengan cepat dan tepat. Dan yang terpenting adalah nilai-nilai karakter positif. Makanya kami mengundang ustdzah dari Spemdalas untuk sharing,” ungkapnya.
Pada kegiatan ini peserta mengupas tuntas konsep merdeka belajar dan guru penggerak yang sekaligus jadi model of teaching. Guru yang bisa memfasilitasi kebebasan siswa dan guru dalam mengeluarkan ide gagasan, kemandirian belajar, dan kreativitas pembelajaran.
Guru Mitra Siswa
Dengan workshop sehari ini, Istandi berharap guru SMPM 8 Benjeng tidak hanya fokus menjadi sang guru, tapi mitra belajar bagi peserta didiknya.
“Kita patut bersyukur SMPM 8 Benjeng masih bisa bangga dan terus bisa berproses, dengan semangat ustad dan ustadzah menjaga mutu, maka sekolah kita akan terus berkembang dan maju,” katanya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Laily Maghfirotunnisa SPd menilai kegiatan workshop ini tepat sasaran, mengena, dan bermakna bagi guru di sekolahnya.
Selama kegiatan ini guru digiring untuk memahami konsep merdeka belajar dan guru penggerak dengan berbagi peristiwa dan contoh di lapangan. “Melihat keceriaan guru, kepercayaan diri saat unjuk kerja selama workshop, dan diskusi yang menggembirakan ini. Semoga proses pembelajaran di sekolah ini semakin baik dan diminati masyarakat,” katanya di akhir acara.
Istandi Ajudin menambahkan, ppada tahun 2020 ini SMPM 8 Benjeng Gresik ini akan memfokuskan dori pada beberapa kegiatan diantaranya akreditasi sekolah, adiwiyata, dan PPDB.
Oleh karena dengan mengangkat tema “Tingkatkan kompetensi SDM, Merdeka Belajar-Guru Penggerak” dia berharap guru-guru semakin kompak, proses belajar mengajarnya bermutu, dan memiliki ciri khas tersendiri. (*)
Penulis Anis Shofatun. Editor Mohammad Nurfatoni.