PWMU.CO – LP2M Gresik mengembangkan Musabaqah Hifdzi Alquran (MHQ) menjadi Musabaqah Tilawati Alquran (MTQ), dan Musabaqah Syarhi Alquran (MSQ).
Hal itu terungkap dalam rapat evaluasi Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah (LP2M) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik di SMK Muhammadiyah 5 Panceng Gresik, Ahad (19/1/20).
Pertemuan dihadiri oleh 20 peserta. Terdiri dari pengurus LP2M, para mudir (pimpinan pondok pesantren), dan enam pengasuh pondok pesantren di bawah naungan PDM Gresik.
Yaitu Pondok Pesantren Al Hikmah Sidayu, Madinatul Ilmi Gresik, Al Azhar Banyutengah, Ulul Albab Mojopetung Dukun, Ponpes Enterpreneur Muhammadiyah Banjeng (PPEM), dan Madinatul Ilmi II Sirowiti Panceng.
Ketua LP2M Raden Jamal MFil I menyampaikan tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menggali masukan dari pengasuh atau pengurus pondok pesantren tentang MHQ yang telah dilaksanakan beberapa waktu yang lalu.
“Dengan harapan agar ke depan pelaksanaan MHQ jauh lebih baik,’’ ujarnya. “Selain itu untuk mengetahui efek langsung kepada santri apakah ada peningkatan semangat menghafal Alqurannya.”
Tujuh Keputusan Rapat
Dia menjelaskan tujuh hal yang menjadi keputusan dalam rapat evaluasi tersebut adalah, pertama, MHQ 2019 berdampak pada peningkatan luar biasa semangat menghafal Alquran.
Kedua, MHQ akan menjadi agenda tahunan program LP2M PDM Kabupaten Gresik.
Ketiga, MHQ mendatang akan dilaksanakan bulan Oktober tahun 2020.
Keempat, klasifikasi lomba akan diperluas, seperti kategori juz 1-5, juz 25-30, dan juga kategori laki laki dan perempuan.
Kelima, diusulkan perlu adanya penambahan cabang perlombaan yaitu menjadi Musabaqah Hifdzi Alquran (MHQ), Musabaqah Tilawati Alquran (MTQ), dan Musabaqah Syarhi Alquran (MSQ).
Keenam, pesertanya akan diperluas tidak hanya dari santri pondok pesantren tetapi juga sekolah formal atau Taman Pendidikan Alquran (TPA/TPQ) dan madrasah diniyah.
Ketujuh, untuk memperbanyak hafalan para santri, disepakati setiap pondok pesantren wajib mempunyai program tahfidz Alqu’an yang dikelola dengan serius dan terukur.
“Santri yang ikut program ini merupakan santri pilihan atau khusus dan target minimal setiap hari harus menambah hafalan Alquran sebanyak tiga baris,” jeas Raden Jamal.
Pria yang menyelesaikan pendidikan S2 di UIN Surabaya ini menjelaskan program tahfidz ini bekerjasama dengan Lazismu PDM Gresik. “Jadi pondok yang melaksanakan program ini akan didanai oleh Lazismu, baik untuk santrinya maupun pembinanya. Hal ini menjadi kabar baik bagi para hafidz dan hafidzah,” ungkapnya.
Alasan Perluasan Cabang Lomba
Ayah dua anak ini juga menyampaikan alasan diperluasnya cabang-cabang menjadi MTQ dan MSQ. Yaitu, pertama, tidak semua santri itu pakar dibidang tahfidz. “Tetapi banyak juga santri yang bagus tilawahnya atau pensyarahan Alquran,” tuturnya.
Kedua, dengan cabang lebih banyak, bakat santri dapat tersalurkan. Ketiga, meramaikan syiar Islam. Keempat, membangkitkan semangat ber-Alquran di Persyarikatan Muhammadiyah.
Kelima, lebih mendekatkan warga persyarikatan dengan Alquran. “Sehingga tidak ada lagi kesan bahwa warga Muhammadiyah itu tidak bisa membaca Alquran,” jelas pria kelahiran Gresik ini.
Pada kesempatan itu juga dibagikan sejumlah Alqur’an dari Lazismu Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur untuk semua pondok pesantren Muhammadiyah.
Dia berharap, agar Alquran yang diterima oleh masing-masing pondok pesantren dapat dimanfaatkan dengan sebaik-sebaiknya, dibaca setiap hari, dihafalkan serta diamalkan. (*)
Penulis Musyrifah. Editor Mohammad Nurfatoni.