PWMU.CO – Setelah berpuasa selama satu bulan lamanya, ditambah puasa Syawal, seharusnya mampu membentuk karakter seseorang menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Karena dengan berpuasa, kita dilatih untuk terbiasa menahan hawa nafsu, memperbanyak ibadah dan beramal sholeh. Demikian isi tausiyah Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Muhammad Sholihin yang disampaikan dalam acara halal bi halal Rumah Sakit Muhammadiyah (RSM) Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo.
Mantan Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya in mengatakan, ada 3 karakter utama yang bisa dibangun dari hasil berpuasa. Pertama, puasa membentuk manusia yang cerdas dan bijaksana. Karena selama bulan Ramadhan, hampir setiap waktu kita mendapatkan pencerahan dari para ustadz maupun muballigh lewat tausiyah keagamannya. Baik yang disampaikan di masjid, musholla, kantor, juga di radio maupun di televisi.
(Baca: 4 Kompetensi yang Harus Dimiliki Mubaligh Muhammadiyah dan Empat Hakekat Puasa Menurut Imam Al Ghozali)
Semua itu, lanjut Sholihin sedikit banyak akan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap agama. Sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad saw ”Tidak meningkat keimanan seseorang apabila tidak meningkat pengetahuan seseorang terhadap agamanya”.
”Ciri dari orang yang cerdas dan bijaksana adalah mereka yang memiliki konsep diri yang kuat. Kemudian selalu bisa berpikir jernih sebelum bertindak, dan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap lingkungan atau masyarakat,” paparnya.
Kedua, berpuasa mampu membentuk karakter dan pribadi seseorang menjadi tenang dan berwibawa. Sholihin menerangkan ketenangan merupakan cerminan dari keimanan, keikhlasan dan keyakinan seseorang dalam beragama dan beribadah.
”Puasa melatih seseorang menjadi pribadi yang tidak mudah emosi, terutama saat berhadapan dengan masalah. Kemudian mudah memaafkan kesalahan orang lain dan dengan mudah pula memberikan pertolongan kepada orang lain yang membutuhkan. Itu semua merupakan ciri-ciri calon penghuni surga,” urainya, Sabtu (16/7) lalu.
(Baca: 5 Cara Emas Mendidik Anak Menurut Imam Al-Ghozali dan Apa yang Menjadikan Muhammadiyah Bisa Bertahan dan Berkembang hingga Usia 107 Tahun? Inilah Jawabannya…)
Terakhir yang ketiga, puasa membentuk pribadi dan karakter yang suka beramal dan berbuat baik. Sholihin memaparkan puasa mengajarkan kepakaan terhadap sesama. Sehingga kita dianjurkan untuk berbagi, beramal dan berbuat baik kepada sesama. Terutama kepada meraka yang membutuhkan.
Sholihin menambahkan, ketika berbuat baik, seseorang harus mengutamakan empat orang. Antara lain, berbuat baik kepada suami dan atau istrinya, kepada kedua orang tua, kepada anak-anaknya dan terakhir berbuat baik kepada tetangga dan kerabatnya.
”Jangan mengaku orang baik, jika belum bisa berbuat baik kepada keempat orang tersebut. Karena keempat orang tersebut adalah yang paling dekat dan berjasa dalam hidup kita,” tandasnya. (aan)