PWMU.CO – Role play dengan busana adat warnai ujian praktik di halaman SD Muhammadiyah 8 Sutorejo Surabaya, Selasa (28/1/2020). Tampak wajah ceria siswa kelas VI mempersiapkan aksi mereka di panggung. Saat bel berbunyi, keceriaan mereka berubah tegang seketika. Ujian praktik pun dimulai.
Busana adat dan properti yang telah disiapkan semenarik mungkin tetap tak mampu menutupi kegugupan mereka. Hari kedua ujian praktik ini terasa lebih mendebarkan karena mata pelajaran yang akan diujikan adalah Bahasa Inggris, dengan tema ‘Bangga sebagai Bangsa Indonesia’.
Adapun skill (keterampilan) yang dinilai adalah reading dan speaking. Ujian praktik kali ini menampilkan materi role play (bermain peran) folktale (dongeng atau cerita rakyat).
Guru pembina English Club SD Muhammadiyah 8 Sutorejo Surabaya Ajeng Kurniasari SPd mengatakan, siswa kelas VI sekarang cukup bagus dalam mengeksplorasi materi Bahasa Inggris, sehingga memungkinkan untuk bermain peran dengan mengambil kisah cerita rakyat.
“Lagi pula dengan memakai pakaian adat, mereka terlihat lebih menarik dan tampil beda,” lanjutnya seraya tersenyum.
Ia menambahkan, beberapa siswa yang biasanya pendiam dan malu, ternyata juga mau dan mampu mengucapkan dialog dalam Bahasa Inggris. Tampilan dilakukan secara bergiliran sesuai undian yang diambil juri.
Aisha Dinda Kasih, salah satu anggota kelompok 8, memilih berperan sebagai Samosir, tokoh laki-laki di cerita rakyat Asal Usul Danau Toba. “Enak jadi Samosir, karena pakai celana panjang,” ungkapnya.
Tampilan yang Menarik Perhatian
Sementara itu, Billal Eriko Kasim, sang narator dari kelompok 7 mengisahkan cerita dengan penuh percaya diri. Setiap kata terucap jelas dengan intonasi yang tepat. Ekspresi wajah dan gerakannya pun memukau. Tepuk tangan penonton berkali-kali terdengar mengiringi tampilan mereka.
Tak hanya narator, Balqis Faizah Nailah Salsabila sebagai Princess, Bima Putra Nassa sebagai Samosir, dan Aurellia Zalfa Huda sebagai Toba pun beraksi dengan penuh percaya diri dan menghayati setiap perannya. Tepuk tangan meriah kembali terdengar saat Billal mengakhiri penampilannya dengan rangkaian kata tanpa tersendat diiringi senyuman dan lambaian tangan.
“Bima dan Billal yang kesehariannya dalam pembelajaran Bahasa Inggris termasuk siswa yang pendiam, ternyata improve juga dengan teman-teman kelompoknya,” ujar Ajeng Kurniasari penuh haru. (*)
Penulis Siti Jumaliah. Co-Editor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.