PWMU.CO – Master Chef Competition ala SDMM meriahkan rangkaian acara Milad Ke-16 SDMM, Kamis (30/1/20). Milad SDMM jatuh pada 1 April 2020 mendatang.
Kompetisi yang mengedepankan ketangkasan dan kebersamaan ini dilaksanakan di selasar depan kantor dan dining room SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik. Lomba ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu ‘Bento 45’ dan ‘Chicken Satay Millenial and Rainbow Ice’.
Dalam sambutan pembukaan, Kepala SDMM Ahmad Faizun SSos menyampaikan apresiasi kepada seluruh wali murid yang telah mendukung acara ini. “Kegiatan ini betul-betul semarak dalam rangka kebersamaan untuk kegiatan milad,” ujarnya di hadapan semua peserta.
Ahmad Faizun mengungkapkan kebanggaannya kepada wali murid yang sudah membantu menyiapkan segalanya. “Mulai dari perlengkapan kostum, hingga bahan masaknya. Kami ucapkan banyak terima kasih,” ungkapnya haru.
Keseruan saat Master Chef Competition ala SDMM
Kegiatan makin semarak saat Ahmad Faizun memukul panci sebagai tanda dimulainya Master Chef Competition ala SDMM. Semua peserta berlari menuju meja masak masing-masing layaknya lomba Master Chef Indonesia di televisi.
Siswa kelas I, II, dan III mulai sibuk mengkreasi bento yang terdiri dari menu 4 sehat 5 sempurna. Para chef cilik tersebut menunjukkan keterampilannya menghias makanan matang yang telah disiapkan dari rumah. Bentuknya pun beragam, namun semua mengarah pada satu tema, Milad Ke-16 SDMM.
Lain halnya dengan siswa kelas IV, V, dan VI yang harus memasak dari bahan mentah. Mereka menyiapkan bahan dan semua perlengkapan memasak sendiri.
Tingkah anak-anak ini pun menggemaskan. Ada yang masih kaku saat menghaluskan kacang dan bumbu lain di atas cobek. Namun ada juga yang sudah lihai, natural khas emak-emak di dapur. Sesekali terdengar yel-yel dari beberapa kelompok yang heboh.
Kegiatan membakar sate di atas kompor grill juga menarik perhatian juri dan pengunjung. Beberapa anak terlihat kesulitan membedakan sate mana yang telah matang. Ada yang masih terlalu putih, ada juga yang terlalu gelap warna dagingnya. Satu kelompok terlihat tegang saat kompor miliknya tidak bisa menyala. Namun dengan bantuan petugas, kompor akhirnya dapat digunakan.
Sementara para peserta sibuk memasak di dalam dining room, para supporter tak kalah heboh di luar diningroom. Mereka saling meneriakkan yel-yel kelas masing-masing untuk menyemangati temannya yang ikut lomba. Tak hanya siswa dan guru, orangtua pun menyempatkan hadir menyaksikan perlombaan.
Kostum Beragam Master Chef Competition ala SDMM
Kemeriahan Master Chef Competition ini juga tampak pada kostum yang digunakan peserta. Sebagian besar mereka menggunakan kostum ala chef dengan tambahan aksesoris di kepala dan baju.
Muhammad Alvin Indarto, siswa kelas I Merpati ini cukup kreatif dengan membuat sendiri celemek masak dari bahan flanel. Ia dibantu teman satu timnya Pratista Malika Harda bersama orangtua menghias celemek flanel itu dengan tulisan dan logo Milad Ke-16 SDMM. “Buatnya hanya 2 hari. 1 hari untuk mendesain dan menggunting bahan-bahannya. Satu harinya lagi untuk menjahitnya,” ujar Mei Isnawati, ibu dari Muhammad Alvin Indarto.
Tak hanya itu, Muhammad Fathir Rizuqal Siswanto, siswa kelas VI bersama tiga teman satu timnya mengenakan kostum Tapak Suci dengan ikat kepala yang khas. Mereka semangat memasak dengan gaya yang tak kalah dari chef profesional.
Kostum adat Jawa tampak pada tim Nafis Hasan Aufi, siswa kelas V Khalid bin Walid. Ia bersama ketiga temannya sengaja memilih kostum Jawa karena menu masakannya berjudul Sate Pak Blankon.
Tema tradisional Jawa lengkap dengan topi capingnya juga diusung dari kelas III Tamr, Elifa Maisya Nabila dan Siti Fatimah Zahratul Khusna. Konsep ini sengaja dibuat agar beda dengan istilah bento pada umumnya. “Ingin cari yang beda. Biasanya Bento menggunakan tepak bekal juga pake konsep no more plastic, sehingga kami pakai daun,” jelas Yunita Ika, ibu dari Elifa Maisya Nabila.
Tanggapan Juri Master Chef Competition ala SDMM
Sri Mulyani, wali murid Koordinator Kelas III Zaitun mengaku senang melihat antusias anak-anak. Menurutnya, event ini dapat menyalurkan minat bakat siswa terhadap memasak. “Setelah berkeliling terlihat bagus anak-anak dalam mengikuti lomba ini. Cekatan dn kreatif, hanya saja ada instruksi dari luar yang sebenarnya tidak boleh dilakukan,” jelas ibu dari Muhammad Zidane Al Baraa tersebut.
Hal senada juga disampaikan juri lain dari perwakilan Ikatan Wali Murid (Ikwam) Tinik Ratna Dewi. “Anak-anaknya antusias, mood ikut lomba, bersemangat,” ujarnya.
Sementara itu, Chef Katering Surya Amanah Cahyo Maretno mengapresiasi kreativitas anak-anak, khususnya kelas besar. Ia menemukan ada yang memakai daun jeruk pada bahan bumbu sate. “Karena bumbu sate pada umumnya yang biasa dipakai itu tidak pakai daun jeruk. Tapi gak masalah, kan tergantung selera,” ungkapnya senang.
Keunikan anak-anak dalam mengkreasi Bento 45 juga ditemukan Chef Katering Surya Amanah Onqi Pristyasih. “Tahun ini anak-anak lebih suka menghias bento dibanding yang waktu lalu hias cake. Kerja samanya lucu, ada yang ribut sendiri dengan pendapat masing-masing,” ujarnya sambil tertawa.
Daftar Juara Master Chef Competition ala SDMM
Kreasi Bento 45
- Juara I Kelompok 17 (Kelas I Merpati)
- Juara II Kelompok 3 (Kelas II Semeru)
- Juara III Kelompok 26 (kelas III Rajawali)
- Harapan I Kelompok 24 (kelas III Tin)
- Harapan II Kelompok 27 (kelas I Merpati)
- Harapan III Kelompok 21 (kelas III Tamr)
- Kostum Terbaik Kelompok 6 (kelas I Cendrawasih)
- Kelompok Terheboh Kelompok 19 (kelas III Tiin)
- Kelompok Terkompak Kelompok 7 (Kelas II Semeru)
Chicken Satay Millenial and Rainbow Ice
- Juara I Kelompok 6 (kelas V Thariq bin Ziyad)
- Juara II Kelompok 12 (kelas V Thariq bin Ziyad )
- Juara III Kelompok 4 (kelas VI AR Fachruddin)
- Harapan I Kelompok 9 (kelas VI Azhar Basyir)
- Harapan II Kelompok 1 (kelas V Khalid bin Walid)
- Harapan III Kelompok 14 (kelas V Salman Al Farisi)
- Kostum Terbaik Kelompok 5 (kelas V Khalid bin Walid)
- Kelompok Terheboh Kelompok 17 (kelas V Salman Al Farisi)
- Kelompok Terkompak Kelompok 13 (kelas VI Azhar Basyir)
Selamat!
Kontributor Zaki Abdul Wahid dan Siti Mariyanti. Penulis Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.