PWMU.CO – Muhammadiyah Lamongan siap siaga bencana. Apel kesiapsiagaan bencana oleh LPB PDM Lamongan digelar di Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla), Kamis (30/1/20).
Peserta apel meliputi ortom tingkat daerah, Lazismu, Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML), Rumah Sakit Muhammadiyah Babat (RSMB), mahasiswa Umla, mahasiswa Stiekhad, serta siswa SMA, MA, dan SMK Muhammadiyah se- Kabupaten Lamongan.
Ketika apel berlangsung terjadi hujan lebat disertai angin namun tidak menyurutkan peserta apel masih pada tempat barisan sehingga peserta dibuat basah kuyup.
10 Kekuatan Muhammadiyah Lamongan
Sekretaris Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Pimpidan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Afan Alfian SIP MI Kom menjelaskan, Muhammadiyah Lamongan memiliki sepuluh kekuatan dalam penanggulangan bencana.
Pertama punya dua rumah sakit yang siap menjadi pusat kegiatan kebencanaan dan tanggap darurat bencana nasional yaitu RSML dan RSMB.
Kedua punya 11 klinik Muhammadiyah yang siap menjadi basis klinik bencana ketika terjadi bencana.
Ketiga memiliki 37 sekolah menengah atas. Keempat memiliki Lazismu yang dua kali mendapat penghargaan terbaik nasional dua tahun berturut-turut.
Kelima, Muhammadiyah memiliki Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam). Keenam Nasyiatul Aisyiyah dengan Pashminya. Ketujuah Hizbul Wathan dengan kepanduannya.
Kedelapan memiliki Tapak Suci dengan kegagahan dan keberaniannya. Kesembilan punya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Dan Kesepuluh mempunyai Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).
“Serta aset-aset yang tidak bisa disebut satu per satu. Itu jumlahnya lebih dari 10 ribu di Kabupaten Lamongan. Semoga ini bisa menjadi Kekuatan Muhammadiyah Lamongan berkemjuan dan siap siaga menghadapi bencana,” ujarnya.
Sementara itu Ketua PDM Lamongan Drs Shodikin MPd dalam sambutannya merasa bersyukur kepada anak-anak yang luar biasa. “Mereka semua adalah kader yang siap tanggap darurat untuk menghadapi bencana dan memberikan pertolongan terhadap korban bencana,” ucapnya.
Shodikin berharap meskipun Muhammadiyah Lamongan siap siaga bencana, tapi itu tidak terjadi. Peserta pun mengamini.
Menekan Kemaksiatan
Shidikin bertanya, “Bagaimana bencana itu tidak terjadi?” Menurutnya bencana itu ada kaitannya dengan kemaksiatan.
“Kita menekan sekecil mungkin tidak ada kemaksiatan. Sebab bencana itu datang kalau kita baca dalam al-Quran dan as-Sunah ada kaitannya dengan kemaksiatan,’ ujarnya.
Dia menyitir dalam surat al-Fajr. “Apakah kamu tidak tahu bagaimana Tuhanmu telah menindak tegas kepada kaum Aad. Mereka membawa Kota Qiram yang penuh dengan tiang-tiang (kota yang begitu cantik) yang dibangun puluhan tahun yang kala itu tidak ada kota secantik Qiram.”
Tiga Preventif Mencegah Bencana
Shodikin menjelaskan supaya tidak ada bencana kita berbuat amal makruf nahyi mungkar. Pertama tidak ada kemaksiatan dan kemungkaran. Kedua tidak ada kebohongan-kebohongan. “Itu preventif yang luar biasa menurut agama kita,” kata dia.
Ketiga, anutnya, kita banyak mendekatkan diri dengan banyak berdoa, bermunajat, dan beristighfar kepada Allah SWT. “Maka kemudian Allah berjanji Allah akan menurunkan rizki dan kemudian Allah akan melipatgandakan harta benda dan keturunan,” jelasnya.
“Selanjutnya kita memahamkan kepada masyarakat yang ada yang paling dekat kita itu mengerti betul tentang bencana diwilayahnya,” tambahnya.
Sholikin mencontohkan kalau wilayah pantura yang dekat laut dan sungai kalau ada, mungkin banjir. Kalau agak ke selatan mungkin tanah longsor dan sebagainya, karena dekat dengan hutan.
“Apalagi hutannya sekarang menjadi ‘profesor’ yang mungkin ada rambutnya tapi yang tengah itu gundul,” candanya, yang langsung sambut tawa peserta apel.
Dan hutan, sambungnya, sekarang bukan kayu-kayu jati atau mauni tapi ditanami jagung. “Begitu hujan deras turun ke dataran rendah membawa material dari dataran tinggi yang baru saja terjadi longsor di Bondowoso,” kisahnya.
“Kalau masyarakat di sekitar kita, kemudian anakadik-adk, -anak ikut memberikan pencerahan terhadap bencana yang kemungkinan akan terjadi di sekitarnya, maka paling tidak mereka siap,” harap dia.
Bagaimana kalau Bencana Terjadi
Shodikin mengatakan, yang lebih penting adalah bagaimana bila benar-benar terjadi bencana. “Maka kemudian saat itu kita mengerahkan segala kekuatan yang kita miliki. Taawanu allal birri wattaqwa wala taawanu alal ismi waludwan.
“Dengan bergerak untuk menolong korban bencana yang punya pikiran dengan pikirannya, yang punya ilmu dengan ilmunya, para dokter, tenaga medis, yang punya tenaga dengan tenaganya kemudian Lazismu beserta komponen lain untuk menghimpun donasi dari berbagai pihak untuk kita salurkan,” ungkapnya.
Shodikin merasa bangga kepada anak-anak dan kader-kader yang siap berjuang menolong sesama dalam bencana. “Dari Muhammadiyah untuk bangsa. Dari Lamongan untuk Indonesia,” ucapnya yang langsung disambut tepuk tangan meriah.
Shodikin pun menutup sambuan dengan takbir tiga kali yang diikuti seluruh peserta apel. (*)
Penulis Slamet Hariadi. Editor Muhammad Nurfatoni.