PWMU.CO – Buat gerabah, siswa SD Muhammadiyah (SDM) Sidayu Gresik belajar ke pengrajin di Dusun Mbuyungan Desa Bunderan, Sidayu, Gresik, Kamis (30/1/20).
Sebanyak 25 siswa kelas IV mengikuti pembelajaran di luar kelas dengan mengunjungi tempat pengerajin gerabah yang masih bertahan sejak 35 tahun.
Guru kelas IV sekaligus pendamping Lilik Hamidah SPd mengatakan pembelajaran yang langsung mengunjungi lokasi pembuatan gerabah ini sangat baik dan penting.
“Selain bisa menambah pengetahuan, siswa juga bisa langsung bisa bersentuhan dengan pengerajin, bisa praktik, sekaligus melihat hasil karyanya,” ujarnya.
Membuat Hiasan dari Tanah Liat
Antusias siswa SDM Sidayu sangat terlihat dalam pembelajaran buat gerabah yang berdurasi 1,5 jam ini. Dengan bimbingan pengrajin gerabah, mereka diberi penjelasan terlebih dahulu sebelum praktik berlangsung.
Lilik Hamidah merasa senang karena siswa bisa mengikuti dan menikmati proses pembelajaran dengan baik, apalagi saat praktik.
“Siswa membuat hiasan dengan menggunakan alat cetakan maupun alat putar. Semua terlibat dengan gembira,” ungkapnya.
Belajar sambil Bermain
M Nur Eko Purwo Sugiarto siswa yang ikut serta dalam pembelajaran ini mengatakan sangat senang bisa belajar di tempat pengrajin buat gerabah.
“Biasanya hanya mendengar cerita dari guru tentang macam-macam gerabah. Sekarang saya bisa melihat langsung bagaimana membuat gerabah,” paparnya.
Dari penjelasan pengrajin, Eko—sapaan akrabnya—baru mengerti bagaimana cara membuat gerabah yang benar. Meskipun tidak sampai pada tahap pengeringan, cowok yang hobi main bola ini sudah merasa senang dan bahagia.
Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Sementara itu Lilik Hamidah menjelaskan lingkungan adalah sumber belajar terbaik bagi siswa. Meskipun hanya sebatas berkreasi membuat hiasan dari tanah liat, siswa pasti memiliki pengalaman dan pengetahuan.
“Ya, paket belajar tidak sampai pada tahapan pengeringan, pembakaran dan pewarnaan. Meskipun demikian mereka telah berkreasi. Apalagi hasil karya mereka bisa dibawa pulang,” ujarnya tersenyum.
Dia mengaku model pembelajaran tema 7 yaitu Indahnya Keragaman Negeriku sangat cocok dengan mendekatkan siswa dengan lingkungan. Siswa tidak hanya mendengar ceramah, tetapi bisa langsung terlibat secara aktif.
“Yang paling penting adalah siswa bisa prakitk dan berkreasi,” tandasnya.
Penulis Mohammad Khoiruddin. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.