PWMU.CO – Guru Matsmunam Banyutengah, Panceng, Gresik mengikuti workshop penyusunan RPP 2020 KKMTs (Kelompok Kerja Madrasah Tsanawiyah), Selasa (28/1/20).
Ada sembian guru guru Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 6 (Matsmunam) Banyutengah yang mengikuti kegiatan yang digelar di MTs Petung itu.
Yaitu Syuhadak MPdI, Khairul Huda SS dan Moh Rifai SPdI (rumpun mapel agama), Munimah SPd dan Reni Syarifatul Az Zahrah SPd (rumpun mapel MIPA), Istianah SPd dan Drs Ahsan Ks MM (rumpun mapel Bahasa), Anshori dan Khuzali SE (rumpun mapel sosial).
Lima Kelompok Rumpun
Ketua Panitia Moh Faishol menjelaskan teknis pelaksanaan yang dibagi menjadi lima kelompok rumpun mapel.
Pertama, rumpun mapel agama terdiri al-Quran-Hadits, Akidah Akhlaq, Fikih, Bahasa A, dan SKI (Sejarah Kebudayaan Islam).
Kedua, rumpun mapel MIPA, yaitu Matematika dan IPA (Ilmi Pengetahuan Alam). Ketiga, rumpun mapel umum meliputi Bahasa Daerah, Seni Budaya dan Prakarya, seta PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan).
Keempat, rumpun mapel bahasa, terdiri Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Kelima, rumpun mapel sosial, meliputi PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial).
“Setiap kelompok rumpun mapel akan menempati ruang dan didampingi pemandu serta pemateri sendiri-sendiri,” paparnya di hadapan peserta.
Pemateri dari Kemenag Gresik
Workshop RPP ini akan dipandu langsung pemateri dari pengawas Kemenag (Kementerian Agama) Kabupaten Gresik yang bertugas di wilayah Gresik Utara. Ada Drs Mujtahid MPdI, Idris MSi, Sukmawati MPd, Mulyono MPd, dan Muasis MPd.
Koordinator Kerja Pengawas Drs Mujtahid MPdI dalam sambutan menyampaikan pentingnya pelaksanaan workshop ini.
“Regulasi terkait penyusunan RPP (Rencana Perangkat Pembelajaran) telah mengalami perubahan. Sebelumnya terdiri banyak lembar, sekarang hanya diminta satu sampai dua lembar saja,” ungkapnya.
Dijelaskan melalui workshop ini kita akan belajar dan menyusun RPP sebagaimana aturan baru ini. Bilamana nanti RPP yang baru sudah tersusun maka selanjutnya perlu tindak lanjut oleh guru, kepala madrasah maupun pengawas di lingkungan kerjanya masing-masing.
Mujtahid pun melarang sering-sering mengumpulkan guru dan pengawas dalam satu waktu dan tempat seperti ini. Cukup sekali dalam setahun saja.
Hal ini, menurutnya, kalau guru sering meninggalkan kelas, pelayanan pembelajaran pada siswa pun terganggu.
Maka, bisa melalui MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) maupun supervisi akademik. Biarlah para pengawas berkunjung ke madrasah.
“Tidak perlu Saudara menyiapkan disiapkan yang ‘aneh-aneh’, karena memang itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab mereka,” tandasnya.
Sharing dan Penguatan Model RPP
Sementara itu, pemateri kelas rumpun mapel sosial Drs Muasis berharap workshop yang berlangsung satu hari ini bisa dijadikan sarana untuk sharing (bertukar pengetahuan) serta penguatan model RPP yang diharapkan.
Yang lebih penting lagi, ingatnya, selain tempat berbagi pengalaman, RPP yang kita susun harus tidak ada kesenjangan antara rencana dan real-nya.
“Maksudnya, rencana pembelajaran yang sudah kita tuangkan dalam RPP mesti benar-benar kita terapkan di kelas. Jangan ada dusta, di antara kita,” candanya. (*)
Penulis Anshori. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.