Cewek Afghan dampingi siswa Spemdalas di Kampung Inggris. Mahasiswi Afghanistan bernama Zala Shinwari itu sedang menmepuh S2 Jurusan Psikologi Unair.
PWMU.CO – Siswa Spemdalas belajar bahasa Inggris dengan mahasiswi asal Afghanistan—biasaya disebut Afghan—Zala Shinwari di English Camp (EC-V), Kamis (6/2/20).
Mahasiswi S2 Jurusan Psikologi Universitas Airlangga (Unair) ini hadir di acara EC-V SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) di Kampung Inggris, Ar Rohman English Center (AEC) Jalan Brawijaya Nomor 104 Pare Kediri.
Dalam acara talk show, Zala Shinwari tampil pertama dengan memperkenalkan diri. Setelah itu baru bercerita tentang aktivitas keseharian dan makanan khas Indonesia yang disukai.
“Saya suka soto, bakso, dan juga nasi goreng. Di sana (Afghanistan) juga ada bakso, namanya mantu,” ujarnya dengan dialog Indonesia disambut tawa peserta dan tepuk tangan.
Zala Shinwari yang mengenakan balutan setelan hitam dan kerudung putih yang diselempangkan di leher bercerita tentang bahasa ibu dan juga keluarganya.
Berlatih Bahasa Inggris Model Tanya Jawab
Sesi talk show di EC-V, siswa Spemdalas pun berlatih bahasa Inggris dengan metode tanya jawab dengan mahasiswi Afghanistan itu.
Setelah Zala Shinwari menjelaskan biodata, kesukaan, budaya, dan juga aktivitas, siswa Spemdalas secara bergantian harus bertanya seputar informasi yang didapat.
Tak terkecuali Nadia Aulia Tahira. Siswa yang duduk di kelas VIII ICP (International Class Program) ini sangat suka dengan pembelajaran model tanya jawab ini.
“Tadi saya tanya tentang perbedaan pelajar di Indonesia dan Afghanistan. Selain itu juga tanya sebelum ke Surabaya, Zala berkunjung ke mana dulu?” katanya tentang pertanyaannya pada cewek Afghan tersebut. Zala Shinwari tahun 2019 pernah jadi guru tamu di Spemdalas.
Model belajar seperti ini, menurutnya, bisa bisa berlatih bicara dengan bahasa Inggris. Selain itu, lanjutnya, melatih rasa percaya diri juga.
Pengajarnya Ekspresif dan Variatif
Nadia mengungkapkan meskipun sudah empat kali ke Kampung Inggris ini, belajar bahasa Inggris di Kampung Inggris tidak membosankan.
“Yang berbeda adalah ekspresi pengajarnya. Saat memberikan materi, apa itu komunikasi, game, maupun kosa kata, pengajar sangat ekspresif. Bahasa tubuh pengajar ikut serta. Hal inilah yang berbeda,” ungkapnya.
Hal yang sama juga dirasakan M Habibi Izzuddin. Cowok yang hobi basket ini sangat enjoy saat belajar bahasa Inggris.
“Metodenya sangat variatif yang dipandukan dengan permainan. Ini yang membuat materinya cepat ditangkap,” tandasnya.
Kegiatan EC-V yang diikuti siswa Spemdalas dan siswa SD Muhammadiyah 2 GKB akan berakhir Sabtu (8/2/20). (*)
Penulis Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.