PWMU.CO – Aplikasi FAMS (Field Activity Management System) sudah saatnya diterapkan Muhammadiyah untuk memantau perkembangan semua kegiatan level pimpinan, majelis, lembaga, Ortom, dan amal usaha. Dengan aplikasi ini semua kegiatan bisa diakses dimana pun dengan cepat dan mudah.
Saran itu disampaikan Ketua Lembaga Pengembangan Ekonomi Pesantren Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kab Kediri Arifin Tafsir ditemui di rumah Desa Pelem Pare, Ahad (2/2/2020).
”Kita sudah memasuki era revolusi industri 4.0 semestinya kita manfaatkan teknologinya untuk memudahkan kerja kita. Apalagi banyak ahli IT yang dimiliki Muhammadiyah untuk membuat aplikasi FAMS itu,” kata Arifin Tafsir yang juga ketua DPD PAN Kab Kediri 2015-2020.
Dia memberikan mencontohkan, pembayaran kedai kopi yang punya banyak cabang sudah menerapkan aplikasi ini. Begitu juga lembaga kursus Kampung Inggris. ”Pemiliknya bisa mengikuti perkembangan kedai atau lembaga kursus dari tempat tidurnya,” ujar cawabup Kediri pada Pilkada 2015 lalu.
Contoh populer adalah Gojek, Traveloka yang memakai aplikasi dalam bisnisnya, sambungnya, sementara pengusaha jasa angkutan dan tiket yang konvensional pelan-pelan menurun.
”Di Pare ada perusahaan benih unggul dengan aplikasi Sistem Manajemen Aktivitas Kerja memudahkan memonitor perkembangan tanaman, aktivitas petani, dan petugas di lapangan. Mengetahui jumlah petani, pelayanan petugas ke petani dan lain sebagainya,” tandas Arifin yang juga bisnis jamu herbal dan instruktur bekam.
Muktamar Solo Jadi Tonggak Aplikasi FAMS
Dia berharap, Muktamar Muhammadiyah di Solo, Juli 2020, menjadi tonggak memasuki era digital ini. Majelis, lembaga, amal usaha yang sudah menerapkan aplikasi ini disatukan menjadi nasional tidak sendiri-sendiri. Yang belum mempraktikkan ini dibantu untuk segera bergabung.
”Coba buka Google Maps, ketik warung kopi di Pare. Maka akan muncul banyak warung kopi di situ. Bila kita tanya dimana alamatnya, kita diberitahu jaraknya, arahnya, lewat rutenya dan diantar sampai ke depan pintu,” ucapnya.
”Kalau kita punya aplikasi sendiri kita safari ke tempat AUM lengkap dengan seluruh datanya,” tegasnya bersemangat.
Dengan menerapkan aplikasi ini, tambah dia, bisa bertemu ketua PP Muhammadiyah, ketua PWM, berdiskusi dan mendengar nasihatnya setiap hari dari rumah.
”Kita bisa melihat perkembangan Unmuh, kemajuan rumah sakit Muhammadiyah, jumlah aset, masjid di masing-masing daerah hanya dengan klik di HP,” paparnya.
Bahkan, sambung dia, kita bisa memperoleh penjelasan bagaimana cara wudhu, shalat sesuai tuntunan Nabi Muhammad saw dari aplikasi ini.
Program FAMS Harus Didukung Semua Kader
Penerapan Aplikasi FAMS bisa jalan harus didukung oleh semua pimpinan di semua lini pusat dan daerah untuk mengisi laporan perkembangan tiap hari seperti di majelis, lembaga, amal usaha.
Dia menyadari, ini program besar dan berbiaya besar. Tapi menurut pengalaman Muhamamdiyah pasti bisa membiayai. Sebab kita semua berangkat dari nol hingga sekarang punya aset demikian besar.
”Kalau membayangkan darimana semua aset itu bisa dibangun padahal awalnya gak ada uang. Tapi bisa terwujud. Kalau niatnya beramal saleh pasti banyak yang mendukung. Ibarat pepatah Jawa suwe mijet wohing ranti,” tandasnya.
Dia sudah menerapkan aplikasi FAMS ini ke bisnisnya. Ditunjukkan sertifikat ISO 9001-2008 kru bekam. ”Keluarga kami bisnis online sudah menggunakan IT. Tapi sayang sekarang terhambat PP 103 tahun 2014. Setiap kru bekam harus berijazah D3 kesehatan,” ujarnya. (*)
Penulis Suparlan Editor Sugeng Purwanto