PWMU.CO-Ketua PCIM Malaysia Dr Sonny Zulhuda dan Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) Malaysia bersama Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) menandatangani Memorandum Kesepahaman (MoU) terkait pemberdayaan masyarakat di Malaysia, Jumat (7/2/2020).
Acara berlangsung di Rumah Dakwah PCIM Malaysia Gombak. MoU ditandatangani oleh Ketua PCIM Malaysia Dr Sonny Zulhuda dan Dr Eny Winaryati mewakili Rektor Unimus.
MoU di antaranya kerja sama bidang pemberdayaan dan pelayanan masyarakat. Praktiknya, pemberdayaan ini bisa dilakukan dalam bentuk memfasilitasi pendidikan dan pelatihan warga PCIM Malaysia dalam berbagai bidang.
Unimus juga berminat untuk menjalankan kegiatan mobilitas bagi mahasiswa dan stafnya baik dalam bentuk KKN maupun kegiatan lainnya.
Sebelum MoU, diadakan sarasehan dan kajian tentang Pemberdayaan Aisyiyah oleh Dr Eny Winaryati, ketua Lembaga Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unimus.
Peserta sarasehan malam itu adalah ibu-ibu Aisyiyah Malaysia dan sebagian pengurus PCIM dan PCIA Malaysia. Juga hadir Ketua PCIM Malaysia Dr Sonny Zulhuda, Ketua PCIA Malaysia Nita Nasyithah, serta rombongan LPPM Universitas Prof Dr Hamka (Uhamka) Jakarta.
Peran Pendahulu Aisyiyah
Eny Winaryati yang juga Wakil Ketua PWA Jawa Tengah mengulas peran penting yang dimainkan oleh para pendahulu Aisyiyah dalam memberdayakan kaum wanita.
Hebatnya, kata Eny, para aktivis Aisyiyah dulu seperti Siti Bariyah dan Siti Walidah sudah aktif sejak mereka masih usia remaja. ”Ini menunjukkan kecerdasan yang mereka miliki termasuk cerdas intelektual dan sosial,” tuturnya.
Di depan warga PCIA, Eny memaparkan beberapa agenda utama PP Aisyiyah utamanya di bidang kesehatan reproduksi dan pemberdayaan ekonomi.
Juga agenda besar yang terus dibawa oleh pergerakan wanita tertua yang telah berusia seabad lebih itu adalah Gerakan Jamaah Dakwah Jamaah (GJDJ) dan pembentukan Qaryah Tayyibah.
”Pada intinya, gerakan ini menekankan tujuan utama Muhammadiyah hanya akan tercapai jika ada upaya kolektif dari keseluruhan komponen termasuk para wanitanya,” ujarnya.
Melihat semangat ibu-ibu Aisyiyah di Malaysia, doktor pendidikan Matematika ini menawarkan beberapa program pemberdayaan untuk Aisyiyah di Malaysia seperti pelatihan kewirausahaan, ilmu bisnis, dan keterampilan membatik.
Keterampilan Aisyiyah Malaysia
Ketua PCIA Malaysia Nita Nasyithah MEd menyambut baik inisiatif Unimus dan PWA Jawa Tengah. ”Ibu-ibu Aisyiyah Malaysia memiliki berbagai profesi dan kegiatan selalu antusias untuk mempelajari ilmu dan keterampilan baru. Keterampilan membatik bisa menjadi skill unggulan di masa depan menambah skill yang sudah dikembangkan di PCIA Malaysia seperti ilmu bekam, akupunktur, acupressure, skill menulis, komunikasi publik dan lain-lain,” tuturnya.
Perwakilan dari Uhamka turut menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan KKN Internasional yang dilaksanakan di PCIM Malaysia. Sekretaris LPPM Uhamka Dr Gufron Amirullah mengatakan, program KKN Internasional di Malaysia ini memiliki target yang sangat jelas dan strategis, yaitu pendampingan dan pemberdayaan buruh migran.
Uhamka ikut mengutus mahasiswanya ke Malaysia ber-KKN melihat banyak ruang dan kesempatan pemberdayaan yang bisa diisi oleh para mahasiswa baik di bidang soft skill, ilmu keagaaman, seni Islam maupun skill bahasa asing untuk buruh migran Indonesia.
Gufron yakin, PCIM Malaysia dapat menjadi mitra strategis Uhamka dan juga PTM-PTM lainnya untuk bakti sosial baik untuk para mahasiswa maupun sivitas akademik. (*)
Penulis Tim Media PCIM Editor Sugeng Purwanto