PWMU.CO – Ada apa dengan Valentine’s Day dikaji Pimpinan Ranting IPM Musasi dengan menghadirkan Ustadz Burhanuddin guru SD Muhida Sidoarjo.
Kajian dilakukan Pimpinan Ranting Ikatan pelajar Muhammadiyah (PR IPM) SMP Muhammadiyah 1 (Musasi) Sidoarjo, Sabtu (8/2/2020) menjelang Hari Kasih Sayang (Valentine’s Day) yang diperingati setiap tanggal 14 Februari.
Acara yang dipersiapkan oleh Anggota PR IPM Musasi Bidang Kajian Dakwah Islam (KDI), ini diadakan khusus untuk para seluruh pelajar SMP Musasi yang berminat. “Alhamdulillah, banyak siswa yang berminat untuk mengikuti kegiatan kita,” ujar Ahmad Fadlulloh, Pembina PR IPM Musasi.
Dia mengatakan, tujuan diadakannya kajian ini untuk memberi pengertian kepada para peserta tentang dilarangnya umat Islam untuk merayakan hari tersebut.
Sementara itu Ustadz Burhanuddin mengajak para audience untuk bermain game kepribadian untuk mencairkan suasana. Menurut guru SD Muhammadiyah 1 Pucang Sidoaro (SD Muhida) itu, game ini bertujuan mengetahui karakter seseorang dari sebuah gambar bangun datar.
Terdapat empat bangun datar yang disediakan. Setiap peserta hanya diperbolehkan memilih satu dari empat bangun tersebut.
Menurut Ustadz Burhanuddin, segitiga yang berarti sabar, persegi berarti profesional, lingkaran bermakna disiplin dan memiliki leadership tinggi, dan persegi panjang yang berarti pekerja keras.
Hukum Peringati Valentine’s Day
Ustadz Burhanuddin mengatakan Valentine‘s Day merupakan hari yang tidak seharusnya diperingati oleh umat Islam. Karena sungguhnya itu dirayakan oleh umat Nasrani. “Rasulullah juga tidak pernah mengajarkan kita untuk merayakan suatu hari yang di luar syariat Islam,” kata dia.
Oleh karena itu juga, ia berharap agar remaja Islam masa kini tidak mudah terkecoh dengan godaan Valentine’s Day, seperti memberi bunga dan cokelat kepada lawan jenis sebagai tanda kasih sayang.
“Sesungguhnya, kasih sayang menurut Islam itu tidak mengenal waktu dan tanggal,” jelas Ustadz Burhanuddin.
Khansa, salah satu siswi kelas VII yang hadir dalam kajian tersebut senang dengan kajian ini. “Kajiannya menarik dan nggak bikin bosen. Kalau ada acara seperti ini lagi, pasti aku bakal datang,” ujar
Sebelum acara ditutup, pesera diminta untuk menandatandatangani banner bertuliskan “No Valentine’s Day” sebagai bentuk komitmen tidak mengikuti tradisi yang bertentangan dengan agama Islam itu.
Jadi ada apa dengan Valentine’s Day terawab sudah! (*)
Penulis Francisca Aprillia Istifani. Editor Mohammad Nurfatoni.