Gedung SMPM 17 Keduyung (terancam) ambles lagi. Sebab bronongan batu yang baru dibuat untuk menahan arus air Sungai Bengawan Solo kembali ambles.
PWMU.CO – Warga SMP Muhammadiyah 17 Keduyung, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, kembali dibuat ketir-ketir. Pasalnya gedung sekolah yang terletak di tepi Sungai Bengawan Solo itu terancam ambles lagi.
Kejadian itu kali pertama kali diketahui Tholin Haris, Guru IPS SMP Muhamadiyah (SMPM) 17 pada pukul 06.30 WIB, Selasa (11/2/2020).
Seketika itu juga dua ruang kelas yang jarak pondasi sekolah sudah mepet dengan Bengawan Solo yang ambles langsung dikosongkan. “Dan murid- muridnya langsung dipindahkan ke tempat ruang yang aman,” ujarnya PWMU.CO Selasa, (11/2/20).
Amblesnya tanah ini, sambungnya, dipicu surutnya air Bengawan Solo secara tiba-tiba. Karena sebelumnya airnya tinggi sampai permukaan tanah. Di lokasi tampak terlihat tanah yang ambles sedalam satu setengah meter dari permukaan tanah.
Ambles, padahal Baru Dibronjong
Ketua panitia pengerjaan bronjong batu H Sumarlan Sunyono mengatakan, kejadian amblesnya tanah ini yang kali keempat selama kurun waktu empat tahun.
“Dan ini baru saja dapat bantuan yang berasal dari dana hibah Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun 2019 sebesar Rp 600 juta,” ujarnya.
Ia menjelaskan, penanggulangan longsor tanah dengan bronjong batu dikerjakan dengan kedalaman 15 meter dan panjang 53 meter ini baru saja selesai dikerjakan selama enam bulan. “Tepatnya mulai bulan September 2019 sampai dengan Januari 2020,” ujarrnya.
Dia menejelaskan, upaya darurat yang segera dilakukan untuk mencegah lebih dalam longsornya tanah ke dasar sungai adalah dengan cara memberikan pedel di atas bronjong batu yang ambles itu. Sumarlan berharap mudah-mudahan kejadian ini yang yang terakhir.
Gedung SMPM 17 Keduyung terancam ambles ini langsung mendapat perhatian pejabat Kecamatan Laren. Camat Laren Moh Na’im SSos MSi dan Kapolsek AKP Suwandi langsung meninjau lokasi SMPM 17 Keduyung Selasa (11/2/2020). (*)
Penulis Slamet Hariadi. Editor Mohammad Nurfatoni.