PWMU.CO – Dalam acara serah terima sebuah amanat, tak terkecuali kepala sekolah, sambutan biasanya dilakukan secara formal. Namun di luar kelaziman, serah terima Kepala Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 2 Surabaya diwarnai dengan pembacan puisi. Itulah yang dilakukan oleh Mas’ad Fachir MMT, kepala sekolah SMAMDA Surabaya periode 2011-2016 itu, saat menandai pergantian kepemimpinan sekolah kepada Astajab MPd, Sabtu (30/7).
(Berita terkait: Astajab, Besar di Kampung Kini Kepala Sekolah SMA Rujukan Nasional)
Bertempat di Aula SMAMDA Surabaya lantai 4, awalnya acara berjalan biasa layaknya acara formal. Hingga ketika perempuan 43 tahun ini maju ke podium. Setelah salam, bukannya pidato layaknya sambutan formal. Tapi puisi yang menggambarkan perjalanannya sebagai ibu dan istri yang diamanahi sebagai kepala sekolah selama 4 tahun.
(Baca: Tahanlah Amarahmu karena Marah Sumber Penyakitmu dan 7 Resep Murah Meriah Membangun Keluarga Sakinah)
Suasana pun menjadi senyap, khidmat mendengarkan untaian kata perkata dari Mas’ad. Hingga di ujung puisi, suara serak terbata-bata mulai terdengar di salah satu ruang Sekolah Rujukan Nasional itu. Air mata mulai keluar dari dua bola mata sang penyair. Keharuan ikut menular kepada para undangan. Tidak sedikit yang turut berkaca-kaca, hingga ada yang menitikkan air mata.
Lantas, apa isi puisi itu hingga mampu “menyihir” para undangan? Inilah penggalan lengkap puisi yang dibacakan oleh Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting PW Muhammadiyah Jatim itu.
Apa yang Kau Cari Adinda
itu ujarmu dulu saat kubilang aku akan maju
dengan ghiroh gegap gempita dan tekad sekuat baja
laksana pasukan perang Muktah
tetap tiada jawab atas tanyamu
lanjutku melangkah
Detik menit jam hari minggu bulan tahun berputar
ketika beberapa asa terjawab
semua lelah seakan lenyap
namun
semangat terkadang terkikis
saat hati teriris
cibiran, kritikan, gerah
tapi kadang menjadi penguat akan janji yg terucap
Apa yang kau cari Adinda, ujarmu
Kita sama bukan tak bercela
ada di masa dengan angkuh kukata
jika kau generasi Bulan
maka aku generasi Matahari
kau hanya cermin
Atas cahaya yang ku miliki
Allah….
wahai Sang Pemilik Cahaya
maafkan tinggi hatiku
Apa yang kau cari Adinda, ujarmu…… lagi
Renungku bermalam
ternyata tak mudah berlaku sabar,
menggapai bijak, istiqomah
bermanfaat bagi sesama
(raya)