Siswa SDMM naik KRI Diponegoro ini cerita serunya. Banyak pengetahuan baru yang diperoleh para siswa. Berikut catatannya.
PWMU.CO – Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik melaksanakan kegiatan outdoor ke sejumlah tempat, Kamis (13/2/2020).
Ada dua lokasi yang dikunjungi. Yaitu Markas Komando Armada II Kawasan Tengah di Ujung Surabaya dan Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah di Jalan Kertomenanggal Surabaya.
Ketika memberangkatkan rombongan yang terdiri dari 71 siswa dan 9 guru pendamping iru, Kepala SDMM Ahmad Faizun SSos mengatakan bahwa kegiatan ini untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan sebagai kader bangsa.
“Ini sebagai bentuk tanggung jawab sekolah untuk menumbuhkan sikap kepemimpinan dan menjadi kader bangsa kelak jika mereka beranjak dewasa,” ujarnya.
Tertib dan Disiplin di Lingkungan AL
Tepat pukul 07.52 WIB bus yang membawa rombongan SDMM sampai di Markas Komando Armada II. Mereka disambut oleh Teguh Rubianto—Perwira Dispotmar (Dinas Pembinaan Potensi Maritim Lantamal 5).
Saat bus berhenti, rombongan diberi kesempatan untuk mengambil foto secara berkelompok. “Sambil menunggu kesiapan dari dalam Markas Armada,” ujarnya.
Di dalam bus ada Kopral Dua (Kopda) Andik S. yang menjadi pemandu. Dia memberikan panduan agara rombongan menjaga kedesiplinan seperti tidak saling dorong saat naik kapal. Juga agar menjaga kebersihan lingkungan kapal.
Selain menjaga lingkungan sekitar, Andik juga meminta siswa SDMM untuk menjaga sikap. “Di kapal banyak tombol. Maka saya harap untuk tidak sembarangan memencet tanpa izin,” pintanya.
Kekuatan Esensial Minimal 2010-2025
Bus yang mengantar rombongan masuk Markas Komando Armada II, menuju kapal yang akan dikunjungi siswa-siswi SDMM.
Di Pangkalan Angkatan Laut ini, rombongan berkesempatan melihat kapal-kapal perang, “Ada kapal tunda yang membantu menyandarkan kapal-kapal besar,” kata Andik sambil memandu di atas bus.
“Jadi jika ada kapal besar bermuatan berat seperi kendaraan tempur dan pasukan yang akan berangkat atau pulang dari tugas, maka perlu ada kapal pandu yang membantu sandarkan kapal berat. Pada saat cuaca tidak mendukung,” dia menerangkan.
Selain kapal tunda, Andik menunjukkan kapal Amphibi yakni kapal yang bermuatan tank atau tentara.
Dengan kecepatan yang pelan bus yang membawa siswa SDMM sampai di parkiran Devisi Pantai. Semua siswa turun dan membentuk kelompok dalam dua shaf sembari bejalan menuju Fleet House (Rumah Armada) yang dipandu oleh Pembantu Letnan Dua (Pelda) Lius Sugirson.
Lius mengungkapkan, Fleet House adalah museum Pangkala Angkatan Laut. “Kalian bisa melihat sejarah berdirinya pangkalan. Dari pra-kemerdekaan sampai ke cita-cita 2020-2025,” ujarnya sambil menujukkan lantai dua yang terdapat impian masa depan Angkatan Laut yang disebut dengan (MEF) Minimum Essentials Forces (Kekuatan Esensial Minimal 2010-2025).
Sambil menunggu kesempatan untuk naik kapal, siswa diajak ke mini cinema yang ada di Fleet House. Isinya video singkat bagaimana operasi Pasukan Amphibi oleh Kopda Lilik Agus. “Di cuplikan video kita akan tampilkan HUT TNI sama kegiatan Pasukan Amphibi. Harapannya, siswa bisa mengenal sejarah TNI AL,” ujar Lilik.
Cerita siswa SDMM naik KRI Diponegoro
Setelah melihat video itu siswa berjalan berkelompok menuju KRI (Kaal Republik Indonesia) yang sudah bersandar. Menuu ke sna, rombogan melewati pasukan gabungan yang bersiap-siap untuk latihan upacara Gabungan TNI dan Polri.
Saat rombongan sampai di KRI Diponegoro, mereka yang disambut oleh Letda Laut (Elektro) Danu Maristanto.
Oleh Danu siswa SDMM diajak ke anjungan ruang untuk kendali kapal. Mereka melihat tuas mengemudi yang auto pilot atau trackball. “Sehigga bejalan sesuai haluan yang sesuai dan otomatis,” terang Danu.
Dia menerangkan KRI Diponegoro adalah jenis Sigma (Ship Integrated Geometrical Modular Approach). Kapal paling canggih. Tugasnya mengawal kapal markas yang berpenumpang pejabat-pejabat AL.
Di sini terdapat banyak pesenjataan di antaranya meriam 76 (ukuran diameter rudal), meriam 20 dan Rudal Exocet (rudal dari Perancis).
KRI Diponegoro termasuk kapal pengawal yang memiliki teknologi siluman. “Sehingga akan dideteksi oleh radar seperti hanya titik kecil. Seperti siluman sulit dideteksi oleh radar,” jelasnya.
Setelah dari kapal siswa SDMM melanjutkan perjalanannya ke Monumen Jelas Veva Jaya Mahe. Di bawah patung berbahan tembaga itu Askana Ratifa Bahjan dari kelas IV Al Furqon terkesan tentang dengan patung itu.
“Saya senang dengan kegiatan outdoor ke Monumen Jalesveva Jayamahe. Saya jadi tahu bahwa patung itu adalah seorang Perwira Angkatan Laut,” ujarnya.
Tak berhenti di monumen. Kunjungan dilanjutkan ke Museum TNI AL dan Planetarium. Di museum mereka bisa mengetahui senjata sampai kapal tua yang dulu dipergunakan untuk perang.
Sementara di Planetarium yang berada satu lokasi dengan museum, rombongan disuguhkan dengan tayangan rasi bintang di dalam ruangan gelap.
Cerita siswa SDMM naik KRI Diponegoro memang seru!
Ke Kantor PWM Jatim
Tepat pukul 14.00 WIB rombongan menuju Kantor Pusat Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
Mereka disambut hangat oleh Sekretaris Maleis Dikdasmen PWM Jatim Phonny Aditiawan Mulyana dan para staf kantor. Phonny menjelaskan kepada siswa SDMM beberapa pengetahuan umum terkait tugas Muhammadiyah, organisasi otonom di dalamnya, dan tugas utama adanya Kantor PWM tersebut.
“Gedung PWM Jawa Timur ini merupakan gedung termegah Pimpinan Wilayah Muhamamdiyah se-Indonesia,” jelas Phonny.
Selain bergerak dalam bidang pendidikan Muhammadiyah juga bergerak di bidang kesehatan, zakat, dan bantuan bencana yang dikenal sebagai Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). “Bukan hanya di dalam negeri, namun luar negeri pun ditangani,” jelas dia.
Kepada para siswa, Phonny pun berpesan kepada siswa: “Besar nanti jika kalian jadi pelaut atau cita-cita yang diinginkan, jangan lupa ber-Muhammadiyah.” (*)
Penulis Zaki Abdul Wahid. Editor Mohammad Nurfatoni.