PWMU.CO– Kematian pasti datang, tidak dapat dihindari meskipun tinggal di dalam rumah dengan benteng tinggi dan kokoh. Kematian bukan milik orang tua renta, atau orang yang sakit, tapi semua yang bernyawa pasti masuk daftar antrean mati.
Hal itu disampaikan Arie Musyayaf Al Afghani Lc SPd dalam Pengajian Ahad Pagi di Masjid at-Taqwa Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kebomas Gresik, Ahad (16/2/2020).
Mengutip kitab At-Tadzkiratu fi Ahwal al-Mauta wa Ahwal al-Akhirah karangan Imam al-Qurthubi dia mengatakan, ditegaskan oleh Rasulullah saw, mukmin yang cerdas adalah yang selalu ingat mati dan mempersiapkan diri untuk mati. ”Tentunya hal itu juga berarti mempersiapkan diri menunggu datangnya hari kiamat dan hari pembalasan,” ujarnya.
Ustadz Arie menjelaskan lima kiat dalam menyambut dan mempersiapkan kematian itu. Pertama, menyadari kematian itu pasti datang.
”Dengan kesadaran akan tibanya saat kematian, maka kita akan senantiasa terjaga dan sadar untuk selalu mengingat Allah dan membersihkan diri kita dari kotoran dosa dan kesalahan,” ujarnya.
Seperti saat kita akan kedatangan tamu ke rumah dengan waktu yang tak menentu, maka kita akan mempersiapkan rumah kita dengan sebaik-baiknya sehingga tatkala tamunya datang keadaan rumah kita menyenangkan untuk dilihat.
Mengingat Kematian dengan Ziarah Kubur
Kedua, menurut ustadz yang tinggal di Tenggulun Solokuro Lamongan ini mengerjakan amalan-amalan sunnah sebagai amalan andalan. ”Yang kuat puasa, ya puasa sunnah, yang kuat tahajud, ya lakukan tahajud dan amalan sunnah yang lain yang tidak semua orang sama memiliki amalan andalan ini,” tuturnya.
Ketiga, perbanyak membaca al-Quran. ”Al-Quran bukan manuskrip yang hanya dipegang dan dibaca di saat bulan Ramadhan, tapi mesti kita baca setiap saat,” ujarnya.
Keempat, perbanyak ziarah kubur untuk mengingat kematian. Dengan berziarah kubur kita mendoakan si mayat sekaligus mengingatkan diri kita akan ajal yang sewaktu-waktu tiba menjemput kita.
Kelima, berupaya sekuat tenaga konsisten dalam mengerjakan amal saleh. Kita menyadari, iman kita akan naik tatkala dalam ketaatan, dan iman akan turun manakala kita dalam kemaksiatan.
Menurut dia, saat iman turun jangan pernah tinggalkan ibadah yang wajib dan berupaya meninggalkan yang diharamkan Allah. ”Cara mudah agar iman kita senantiasa dalam ketaatan adalah dengan mengingat Allah, berdzikir, membaca istighfar kapan saja, di manapun berada dan dalam keadaan apapun,” tuturnya. (*)
Penulis Mahfudz Efendi Editor Sugeng Purwanto