Sekolah Ramah Anak
Respon Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Pusat dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Purworejo terhadap insiden yang terjadi tergolong cepat dan tepat.
Dengan cepat Muhammadiyah menurunkan tim untuk melakukan investigasi. Muhammadiyah juga berkomitmen untuk mengedepankan jalan damai melalui kekeluargaan dalam menyelesaikan persoalan.
Muhammadiyah juga memberikan bantuan hukum pada pelaku kekerasan. Pendampingan pada pelaku diberikan karena kejadian itu sudah masuk ranah hukum.
Pelaku juga sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh aparat penegak hukum. Pendampingan hukum mempertimbangkan karena anak-anak yang menjadi tersangka masih berusia sekolah.
Pendampingan pada korban kekerasan juga diberikan secara maksimal. Hal ini dilakukan untuk memulihkan kondisi psikis korban.
Yang menggembirakan, Muhammadiyah juga berkomitmen untuk menjadikan SMP Muhammadiyah Purworejo sebagai “Sekolah Inklusi”. Projek sekolah inklusi mendapat dukungan dari Tim Psikologi Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Branding sekolah inklusi menarik karena saat ini semakin banyak anak-anak yang membutuhkan layanan khusus di bidang pendidikan. Apalagi faktanya, belum banyak sekolah negeri dan swasta yang menyediakan layanan khusus pada anak-anak.
Dengan menyediakan layanan khusus pada anak, berarti Muhammadiyah turut mengembangkan pendidikan ramah anak. Implementasi pendidikan ramah anak akan sukses jika lembaga pendidikan melayani semua kebutuhan anak-anak. Dengan demikian, anak-anak akan merasa nyaman di sekolah sebagai rumah kedua. (*)
Insiden Kekerasan dan Sekolah Ramah Anak diedit oleh Mohammad Nurfatoni.