PWMU.CO – MPS PWM Jatim instruksikan pembuatan profil panti Asuhan. Terdapat 125 Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) dan Aisyiyah (PAA) se-Jatim di bawah naungan MPS PWM.
Ketua Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Drs Imam Hambali MPd dalam kunjungannya ke Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Pare (Payamure) Putra, Senin (17/2/2020), mengharapkan semua PAM dan PAA di Jatim segera menyusun profil panti asuhannya.
“Paling tidak dimulai dari Panti Asuhan Putra Putri Muhammadiyah Pare, PAM Kepung, PAM Gurah, PAM Kunjang dan yang terjangkau,” ujarnya.
Publikasi Profil Panti di Medsos
Imam Hambali berharap agar tulisan khusus seputar PAM dan PAA, mulai panti bayi, panti anak, panti remaja, panti tunanetra danpanti lansia di publikasikan melalui media sosial seperti facebook, tweeter, instagram, whatsapp dan yang lainnya.
“Profil panti asuhan sangat dibutuhkan mengingat usianya secara de fakto sudah lebih tua dibanding usia persyarikatan Muhammadiyah itu sendiri,” ungkapnya.
Imam Hambali menjelaskan, KH Ahmad Dahlan telah menyantuni anak anak yatim, fakir miskin, serta orang terlantar lainnya di sekitar alun-alun Ngayogyokarto Hadiningrat sebelum mendirikan Muhammadiyah secara resmi.
“Seperti diekspos dalam pagelaran kethoprak menyongsong Muktamar Muhammadiyah ke-48 dengan judul Sang Surya Amajari Jagad dimana Prof Din Syamsudin berperan sebagai Hamengkubuwono ke-7,” jelasnya.
Dikisahkan dalam kethoprak tersebut, pemicu terjadinya pemberian santunan akibat dialog interaktif antara KH Ahmad Dahlan dengan para santri Langgar Kidul kampung kauman Ngyogyakarto Hadiningrat antara lain santriwan Sangidu, Sudjak dan Danil.
“Mereka bertanya kepada Kiai Dahlan kenapa ngaji al-Quran hanya surat al-Maun terus menerus, padahal terdapat 114 surat dalam al-Quran. Para santri sudah hafal di luar kepala,” kisahnya.
Setelah menjelaskan makna tersirat dari surat al-Maun, Kiai Dahlan menyuruh para santrinya agar mengumpulkan fakir miskin serta orang terlantar lainnya untuk disantuni. “Dan Nyai Dahlan diminta memasak masakan enak dan dalam jumlah yang banyak,” imbuhnya.
Santri Panti Asuhan juga Kuliah
Dari kisah tersebut Imam Hambali menyimpulkan perlunya semua PAM dan PAA dalam teritorial PWM Jatim menyusun profil panti asuhan. “Karena belum ditemukan data kapan persisnya Kiai Dahlan memberikan perintah maupun memberikan santunan tersebut,” jelasnya.
Profil panti asuhan yang dipublikasikan di media sosial, lanjutnya, juga memudahkan siapapun mengakses keberadaan PAM dan PAA di Jatim. “Siapa pun jadi tahu bahwa PAM dan PAA banyak kegiatan-kegiatan positifnya. Santrinya tidak hanya sampai SMA, tetapi banyak juga yang kuliah,” terangnya.
Beberapa hal yang perlu dicantumkan dalam pengisian profil panti asuhan sebagai berikut:
- Alamat lengkap yang berisi nama jalan, nomor telepon dan WhatsApp, alamat email, nama desa, kecamatan dan kabupaten.
- Struktur kepengurusan.
- Tahun berdirinya panti asuhan, termasuk siapa penggagas awalnya.
- Latar belakang pendirian panti asuhan.
- Maksud dan tujuan kegiatan panti asuhan.
- Nama-nama klien, baik yang masih dalam asrama maupun yang di luar asrama.
- Perlunya pemetaan potensi pasar asuhan. Buat situs web panti sehingga antar panti tidak perlu study banding jauh jauh. Misalkan Payamure memiliki potensi sebagai owner lembaga kursus bahasa Inggris, maka panti yang lain cukup klik maka akan ketemu.
Menurut Imam Hambali, yang baku profil panti asuhan itu singkat, jelas, padat, memiliki tampilan ideal dan lebih bagus dilengkapi dengan visi misi obyektif. (*)
Penulis Suparlan. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.