Sosok Inspiratif
Nina Yovanti juga dikenal sebagai sosok inspirator bagi alumni. Nailus Syifa, alumnus Smamsatu tahun 2003 mengaku gurunya itu termasuk salah satu yang men-support-nya memilih jurusan bahasa.
“Ketika saya mengajar di Smamsatu Gresik tahun 2008 sampai 2010, beliau adalah partner sekaligus teladan bagi saya dalam mengajar,” ungkapnya.
Salah satu hal yang paling berkesan bagi Nailus Syifa, saat itu ia bersama dua gurunya, Nina Yovanti dan Khusnul Khuluq menggagas ‘dare to be English’ (berani berbahasa Inggris). “Alhamdulillah exist sampai sekarang,” ujarnya.
Kenangan bersama Nina Yovanti juga diungkapkan alumnus Smamsatu tahun 2003 Ria Pusvita Sari. Ia mengaku suka dengan gaya mengajar Nina yang tidak mengharuskan siswanya berbahasa Inggris sesuai grammar. “Yang penting berani ngomong (berbicara) English dulu,” kenangnya.
Sampai Ria Pusvita Sari lulus dan menjadi guru di SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik. Ia mengatakan, Nina Yovanti tetap memotivasi siswanya untuk tidak takut berbicara bahasa Inggris.
Hal itu ia temukan saat mendampingi Exchange Participant (EP) asal Cina Esther Zhao tahun 2015 ke Smamsatu. Menurutnya, Nina Yovanti menjadikan suasana kelas menjadi hidup dengan English atmosphere. “EP saya jadi betah beraktivitas dengan siswa Smamsatu,” kisahnya.
Nina Yovanti wafat meninggalkan suami Hilman Hadi dan seorang anak perempuan: Savira Ahadia yang masih kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya.
Selamat jalan, Bu Nina Yovanti yang wafat H-1 jelang ultah ke-55. (*)
Penulis Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.